Adaro Andalan Indonesia Bookbuilding, Harga hingga Rp5.900
Analis: ini peluang Adaro gaet minat fund domestik-asing.
Fortune Recap
- PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) memulai masa penawaran awal dengan harga antara Rp4.590 sampai dengan Rp5.900, menawarkan maksimal 778,69 juta saham.
- Sebagian dana IPO akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman kepada entitas anak, pembayaran kembali atas sebagian pinjaman, dan aktivitas operasional MBP.
- Tanggal efektif IPO AADI jatuh pada 26 November 2024, dengan harapan menarik minat fund-fund baik dari domestik maupun asing di tengah tantangan bagi investor asing untuk masuk ke saham batu bara karena faktor prinsip ESG.
Jakarta, FORTUNE - PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) telah memulai masa penawaran awal (book building), Selasa (12/11), dengan harga antara Rp4.590 sampai dengan Rp5.900. Periode itu akan berlangsung sampai dengan Senin (18/11).
Dikutip dari prospektus, Adaro Andalan Indonesia menawarkan maksimal 778,69 juta saham dengan nilai nominal Rp3.125 per saham, yang mewakili 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana saham.
Dus, jumlah nilai penawaran umum perdana AADI berpotensi mencapai Rp4,59 triliun. Nantinya, sekitar 40 persen dana IPO akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman kepada entitas anak, yakni PT Maritim Barito Perkasa (MBP), untuk kegiatan investasi dan kegiatan korporasi lain yang menyokong peningkatan aktivitas operasional MBP.
Selain itu, 15 persen dana IPO akan perseroan gunakan untuk pembayaran kembali atas sebagian pinjaman, berdasarkan Perjanjian Pinjaman tanggal 3 Mei dengan Adaro Indonesia (AI).
Lebih lanjut, sisa dana IPO akan dipakai untuk pembayaran kembali kepada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) atas sebagian pokok atas pinjaman, berdasarkan Perjanjian Pinjaman tanggal 24 Juni 2024.
Tanggal efektif IPO Adaro Andalan Indonesia jatuh pada 26 November 2024, lalu berlanjut ke penawaran umum pada 29 November hingga 3 Desember 2024. Penjatahannya sendiri akan dilaksanakan pada 3 Desember 2024, sebelum didistribusikan secara elektronik pada 4 Desember 2024.
"Tanggal pencatatan pada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah 5 Desember 2024," demikian pernyataan manajemen perseroan dalam prospektusnya, Selasa.
Analyst Research Mirae Asseet Sekuritas, Rizkia Darmawan menyebut, secara jangka panjang, ADRO sudah menyatakan komitmen transisi menuju energi terbarukan, dari PLTA hingga PLTS. Yang mana, itu mendorong perseroan melakukan spin-off atas Adaro Andalan Indonesia.
"Saya rasa juga investor akan merespons cukup baik dari AAI, jadi AAI-nya juga akan di-subscribe sehingga akan memperoleh dana segar IPO-nya," jelasnya saat ditemui di Pacific Century Place, Selasa.
Lebih lanjut, langkah IPO AADI juga dinilai sebagai salah satu cara perseroan mengantongi dana dari institusi internasional. Apalagi, di tengah tantangan bagi investor asing untuk masuk ke saham batu bara karena faktor prinsip ESG.
Darma mengatakan, "Itu lah yang sebenarnya harapan manajemen dari Adaro untuk kemudian menarik minat fund-fund, baik dari domestik maupun asing."