MARKET

Adiwarna Anugerah Abadi IPO, Saham Melejit 34,58%

Adiwarna Anugerah Abadi akan gencarkan ekspansi.

Adiwarna Anugerah Abadi IPO, Saham Melejit 34,58%PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk. (Dok. Adiwarna Anugerah Abadi)
13 November 2024

Fortune Recap

  • PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk mencatatkan saham perdana di BEI, menguat 34,58% ke Rp144 pada pembukaan perdagangan.
  • Perusahaan melepas 750 juta saham baru setelah IPO dengan nilai nominal Rp20 per saham, total penawaran umumnya senilai Rp80,25 miliar.
  • Prospek industri sistem proteksi kebakaran baik secara global maupun di Indonesia masih bagus, dengan nilai industri diproyeksikan tumbuh pada CAGR sebesar 6,67 persen antara 2024 hingga 2029.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten sistem proteksi kebakaran, PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK), mencatatkan saham secara perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/11).

Sahamnya menguat 34,58 persen ke Rp144 pada pembukaan perdagangan. Angka itu melejit dari harga penawaran final NAIK, yakni Rp107 per saham.

Adapun, Adiwarna Anugerah Abadi melepas 750 juta saham baru atau 23,08 persen dari modal disetor perseroan setelah IPO, dengan nilai nominal Rp20 per saham.

Total nilai penawaran umumnya adalah Rp80,25 miliar. Seluruh dana itu akan perseroan gunakan sebagai modal kerja, termasuk untuk membeli material utama, material pembantu, material consumables, juga biaya-biaya operasional lainnya.

Selama beroperasi sejak 2007, Adiwarna Anugerah Abadi telah melayani klien dari sejumlah industri dengan risiko dan spesifikasi tinggi, seperti pusat data, petrokimia, perbankan, pulp and paper, dan pembangkit listrik. Hingga saat ini, perseroan sudah menggarap lebih dari 500 proyek di berbagai lokasi di Indonesia.

Direktur Utama NAIK, Johannes mengatakan, melalui penawaran saham  perseroan ingin meningkatkan segmen pasar di industri high-end melalui kerja sama dengan lebih banyak konsultan di berbagai industri. Beberapa di antaranya: minyak dan gas, kontraktor EPC internasional yang mengerjakan proyek di Indonesia, dan proyek EPC bernilai jumbo.

"Dengan begitu, kami dapat lakukan ekspansi dalam jangka panjang sehingga memberikan nilai tambah," kata Johannes.

Apalagi, prospek industri sistem proteksi kebakaran masih baik, baik secara global maupun di Indonesia. Berdasarkan data dari Mordor Intelligence, industri ini diproyeksi bernilai USD 97,10 miliar pada 2029, tumbuh pada CAGR sebesar 6,67 persen antara 2024 hingga 2029.

Di Indonesia, laporan 6WResearch memperkirakan ukuran pasar industri ini akan terus meningkat pada CAGR 6,4 persen selama periode 2023-2029. Peningkatan investasi pada proyek infrastruktur, kesadaran yang lebih tinggi terhadap keselamatan, serta peraturan pemerintah terkait keselamatan kebakaran menjadi faktor utama yang mendorong  pertumbuhan industri ini.

Johannes berujar, "Dukungan kebijakan fiskal, termasuk insentif pajak bagi kontraktor EPC  dan stimulus terkait proyek pemerintah, semakin memperkuat iklim usaha yang kondusif bagi industri sistem proteksi kebakaran."

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.