Argentina Izinkan Penggunaan Bitcoin dalam Kontrak, Mengapa?
Harga Bitcoin melesat dalam beberapa waktu belakangan ini.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Luar Negeri Argentina, Diana Mondino melegalkan penggunaan Bitcoin dalam transaksi komersial dan penyelesaian kontrak, seiring dengan penurunan nilai mata uang negara yang terus berlanjut.
"Kami ratifikasi dan mengonfirmasi kontrak di Argentina dapat disepakati dalam Bitcoin dan juga kripto lainnya," kata Diana, sebagaimana beritakan oleh Cryptoslate, dikutip Jumat (22/12).
Lebih lanjut, putusan itu juga mendorong kemungkinan penyelesaian kontrak menggunakan barter dengan berliter-liter susu ataupun sapi ternak. Sebab, dalam dekrit tersebut, ada ketentuan lain yang memberi kebebasan kepada individu untuk menentukan jenis mata uang yang digunakan. Mayoritas mengacu pada penggunaan mata uang asing, tapi tak menolak kripto secara eksplisit.
"Para pihak memiliki kebebasan menentukan jumlah dan jenis mata uang yang digunakan untuk obligsi atau uang jaminan, serta metode penggantiannya pada akhir sewa," demikian bunyi Pasal 1196 dalam putusan itu, dilansir dari Cointelegraph.
Selama beberapa bulan ini, harga Bitcoin melonjak signifikan. Penguatannya mencapai 65,57 persen selama tiga bulan terakhir. Secara year to date, harga Bitcoin tercatat telah meroket 164,92 persen ke US$43.989,70 per Jumat (22/12).
Keputusan melegalkan mata uang kripto itu dinilai sebagai respons strategis terhadap tantangan ekonomi yang lama melanda Argentina. Langkah itu berpotensi membuka jalan baru bagi transaksi keuangan dan invesstasi. Khususnya, saat mata uang digital kian menonjol secara global.
Di sisi lain, hal itu juga melahirkan tantangan regulasi dan operasional, yang mana juga termasuk permasalahan ihwal stabilitas pasar dan keamanan transaksi.
Tren penurunan mata uang Argentina
Berkebalikan dengan harga Bitcoin yang sedang dalam tren naik, mata uang Argentina atau ARS mengalami devaluasi. Bahkan, pada 12 Desember 2023, Presiden Javier Milei mendeklarasikan hal itu, disertai dengan pengurangan subsidi energi dan transportasi.
Akibatnya, peso Argentina terdevaluasi 50 persen sehingga nilainya tertekan dari 400 peso per dolar Amerika menjadi 800 peso.
Menteri Perekonomian, Luis Caputo mengatakan, "Dalam beberapa bulan, keadaan kita akan jadi lebih buruk dari sebelumnya."
Belum lama ini, laman BeInCrypto melaporkan, Argentina mengalami inflasi tahunan sebesar 143 persen. Selain menyebabkan anjloknya nilai mata uang, empat dari 10 warga Argentina juga tercatat jatuh miskin.