MARKET

Ditopang Aksi Beli, Peluang Kenaikan IHSG Terbuka Hari Ini

Selain itu, ada sejumlah sentimen positif lain di laju IHSG.

Ditopang Aksi Beli, Peluang Kenaikan IHSG Terbuka Hari IniProyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
16 August 2024

Fortune Recap

  • IHSG diproyeksikan menguat setelah ditutup melemah 0,36 persen kemarin.
  • Sentimen positif IHSG berasal dari penguatan indeks di bursa Wall Street dan meredanya kekhawatiran akan potensi resesi di Amerika.
  • Nilai ekspor dan impor Indonesia naik jauh di atas ekspektasi, sementara pasar mengantisipasi kebijakan suku bunga BI.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diproyeksikan menguat pada Jumat (16/8), setelah ditutup melemah 0,36 persen kemarin sore.

Tim Riset Ritel CGS International Sekuritas Indonesia memprediksi IHSG naik dengan kisaran support 7.365 dan 7.320 serta resisten di 7.455 dan 7.500.

Sentimen positif IHSG hari ini berasal dari penguatan indeks di bursa Wall Street yang cukup signifikan. Ditambah lagi, meredanya kekhawatiran akan potensi resesi di Amerika pun menjadi katalis laju IHSG. 

"Naiknya harga mayoritas komoditas dan berlanjutnya aksi beli investor asing berpeluang jadi tambahan sentimen positif untuk IHSG," kata Tim Riset Ritel CGS International Sekuritas Indonesia dalam riset hariannya.

Sementara itu, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG hari ini bergerak di kisaran support 7.340, pivot 7.400, dan resisten 7.450. Menurut Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, IHSG rawan pullback akibat aksi profit taking dalam jangka pendek pada Jumat ini.

Secara teknikal, koreksi IHSG pada Kamis (15/8) kemarin membuka peluang pembentukan death cross di overbought area pada indikator Stochastic RSI dan keberadaan strong resistance di 7.450.

"Pergerakan IHSG di Kamis (15/8) tersebut menunjukan respons mixed pasar terhadap data ekonomi domestik," kata Valdy dalam riset hariannya.

Adapun, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami penurunan ke US$470 juta pada Juli 2024 dari US$2,39 miliar pada Juni 2024. Akan tetapi, kondisi tersebut diikuti oleh kenaikan nilai ekspor dan impor yang jauh di atas ekspektasi.

Nilai ekspor naik 6,46 persen (YoY) pada Juli 2024 (vs ekspektasi 3,85 persen, YoY). Sementara nilai impor tumbuh 11,07 persen (YoY) pada Juli 2024 (vs ekspektasi 0,04 persen, YoY). Peningkatan nilai ekspor relatif sesuai ekspektasi menyusul perbaikan data serupa yang lebih dulu dicatatkan oleh Tiongkok.

Masih dari dalam negeri, pasar mengantisipasi kebijakan suku bunga BI (21/8) jelang pemangkasan suku bunga acuan the Fed pada September 2024. Beberapa kali sebelumnya, BI cenderung bergerak lebih awal dari The Fed. Valdy mengatakan, "Sehingga, pasar berspekulasi bahwa BI berpeluang pangkas suku bunga acuan dalam pertemuan tersebut."

Saham-saham yang dapat diperhatikan pada Jumat (16/8) meliputi ANTM, INCO, TINS, PANI, dan JPFA.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.