Kinerja Alfamart dan Alfamidi pada 2023: Makanan Jadi Kunci
Laba bersihnya naik hingga dua digit.
Fortune Recap
- Pendapatan bersih Alfamart naik 10,34 persen (YoY) menjadi Rp106,94 triliun, dengan penjualan makanan mendominasi pendapatan.
- Laba bersih Alfamart melonjak 19,21 persen (YoY) menjadi Rp3,40 triliun, dengan aset bernilai Rp34,24 triliun pada akhir 2023.
- Pendapatan Alfamidi naik 11,06 persen (YoY) menjadi Rp17,35 triliun, dengan laba bersih meningkat 29,51 persen (YoY) menjadi Rp516,65 miliar.
Jakarta, FORTUNE - Emiten ritel minimarket milik Djoko Susanto, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi), sama-sama membukukan pertumbuhan laba dalam rapor kinerja 2023.
Untuk Alfamart, pendapatan bersihnya meningkat 10,34 persen (YoY) dari Rp96,94 triliun menjadi Rp106,94 triliun. Pendapatan neto dari pewaralaba berkontribusi sebesar Rp19,11 triliun atau 17,87 persen dari total pendapatan neto perseroan. Disusul oleh pendapatan neto dari pihak berelasi sebesar Rp36,47 miliar atau 0,03 persen dari pendapatan bersih grup.
Berdasarkan jenis persediaan, penjualan makanan masih mendominasi pendapatan neto Alfamart, yakni Rp75,66 triliun atau 70,75 persen. Pertumbuhannya mencapai 12,35 persen (YoY) dari Rp67,33 triliun pada 2022.
Penjualan produk bukan makanan menghasilkan Rp31,29 triliun atau 29,25 persen dari seluruh pendapatan pada 2023. Pendapatan pada segmen itu naik 5,73 persen (YoY) dari Rp29,59 triliun pada 2022.
Emiten berkode AMRT itu berhasil membukukan laba bersih Rp3,40 triliun alias melonjak 19,21 persen (YoY) dari Rp2,86 triliun pada tahun sebelumnya.
Laba per saham AMRT meningkat 19,21 persen (YoY) dari Rp68,76 menjadi Rp81,97.
Asetnya bernilai Rp34,24 triliun pada akhir 2023, naik 11,38 persen (YoY).
Secara bersamaan, liabilitasnya mencapai Rp18,54 triliun, turun dari Rp19,28 triliun pada 2022.
Rapor Alfamidi pada 2023
Alfamidi menorehkan capaian yang bisa dibilang setali tiga uang. Pendapatannya naik 11,06 persen (YoY) menjadi Rp17,35 triliun, dari sebelumnya Rp15,62 triliun.
Mayoritas pendapatan berasal dari produk makanan, yakni Rp10,44 triliun atau 74,13 persen dari total pendapatan, mencakup produk makanan (Rp10,45 triliun) dan makanan segar (Rp2,42 triliun).
Sementara itu, produk non-makanan menghasilkan pendapatan Rp4,49 triliun atau 25,87 persen.
Dengan pendapatan itu, laba bersih perseroan melejit 29,51 persen (YoY) menjadi Rp516,65 miliar.
Laba per sahamnya pun naik 20,88 persen (YoY) dari Rp13,84 menjadi Rp16,73.
Saham MIDI berada stagnan pada level Rp434, Selasa pukul 14.36 WIB.
Volume transaksinya mencapai 10,6 juta saham, dengan nilai transaksi Rp4,60 miliar, dan frekuensi transaksi 1.160 kali.
Aset MIDI naik dari Rp6,90 triliun menjadi Rp7,78 triliun.
Secara bersamaan, liabilitasnya juga turun dari Rp4,92 triliun menjadi Rp3,87 triliun, sementara ekuitasnya meningkat dari Rp6,91 triliun menjadi Rp7,78 triliun.