Pasar Tunggu Data Neraca, IHSG Diprediksi Lanjut Naik

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diproyeksikan menguat pada Senin (12/8), setelah ditutup naik 0,86 persen di level 7.256,99 pada akhir pekan lalu.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan, IHSG melanjutkan rebound jangka pendek untk menguji resisten Fibonacci di 7.302. "Apabila penutupan hariannya masih di bawah 7302, maka IHSG bisa jadi sudah di akhir wave (x) dan berpeluang memulai pelemahan untuk melanjutkan fase koreksi yang terjadi sebelumnya," jelas Ivan dalam riset hariannya kepada Fortune Indonesia.

Adapun, level support IHSG berada di 7.181, 7.129, 6.998, dan 6.949. Sementara level resistennya di 7.302, 7.374 ,dan 7.454. Berdasarkan indikator MACD berada dalam kondisi netral.

Ivan memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di antara support 7.200 dan resisten 7.300. Daftar saham yang ia soroti hari ini, mencakup: ADRO, ANTM, KLBF, PGEO, dan PTBA.

CGS International Sekuritas Indonesia menjelaskan, kembali menguatnya indeks di bursa Wall Street dan naiknya mayoritas harga komoditas diprediksi akan menjadi sentimen positif untuk IHSG hari ini. Sementara itu, berlanjutnya aksi beli investor asing dan menguatnya nilai tukar rupiah ke bawah level Rp16.000 berpeluang menjadi tambahan sentimen positif di pasar.

"IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatannya dengan kisaran support 7.215/7.170 dan resisten di 7.300/7.340," jelas Tim Riset Ritel CGS International Sekuritas Indonesia.

Adapun, saham-saham yang mereka pilih hari ini meliputi: INDY, MEDC, JSMR, PWON, BBNI, dan CMRY.

Lebih lanjut, Phintraco Sekuritas pun memperkirakan IHSG hari ini menguat di rentang support 7.200, pivot 7.250, dan resisten 7.300.

Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan memgatakan, bersamaan dengan penguatan akhir pekan lalu (9/8), IHSG berhasil breakout MA20 (7253) seiring dengan golden cross pada Stochastic RSI dan penyempitan negative slope pada MACD. "Dengan demikian, IHSG berpotensi lanjutkan penguatan di awal pekan ini dan diperkirakan bergerak dalam trading range 7.200–7.300 pada pekan ini," jelasnya dalam riset.
Indeks-indeks Wall Street menguat di Jumat (9/8) menutup hampir seluruh pelemahan yang terjadi pada awal pekan ini. Pelemahan mingguan dari mayoritas indeks utama Wall Street tersisa kurang dari 0,7 persen. Perkembangan pasar di Amerika Serikat mengindikasikan bahwa kepanikan pasar mereda.

Seiring dengan kondisi tersebut, pasar meyakini bahwa The Fed tidak perlu terlalu reaktif dan agresif dalam memangkas suku bunga acuan. CME FedWatch Tools mencatat penurunan signifikan peluang pemangkasan 50 bps pada September 2024 ke 49 persen dari kisaran 90 persen di awal pekan lalu.

Dari data ekonomi, realisasi pertumbuhan penjualan ritel Indonesia naik ke 2,7 persen (YoY) pada Juni 2024 dari 2,1 persen (YoY) pada Mei 2024. Kondisi mengindikasikan konsumsi domestik yang tetap solid sepanjang paruh I 2024. Pada pekan depan, pasar juga mengantisipasi data neraca perdagangan Indonesia (NPI) Juli 2024.

Valdy berujar, "Kinerja ekspor diyakini menjaga momentum positif di Juli 2024."

Adapun, saham-saham yang dapat diperhatikan pada Senin (12/8) meliputi AKRA, INDY, ICBP, UNVR, BRIS, dan TLKM.