Proyeksi IHSG Januari 2024: Pelaku Pasar Masih Wait and See
Sektor apa saja yang harus diperhatikan di 2024?
Jakarta, FORTUNE - Bagaimana persepsi pasar terhadap prospek laju Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) di 2024? Seperti apa proyeksi harga IHSG tahun ini?
CSA (Capital Sensitivity Index) Index pada Januari 2024 berada di level 83,7. Angka itu mengindikasikan pasar masih optimistis dengan kinerja IHSG pada Januari 2024.
Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), David Sutyanto mengatakan, CSA Januari 2024 pun menunjukkan pelaku pasar masih berharap IHSG dapat meningkat. Tapi, ekspektasi itu berbenturan dengan sejumlah sentimen di awal tahun.
Pemilihan umum (pemilu) yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 akan memberi sentimen tersendiri. Para pelaku masih akan menanti hasilnya sebelum mengambil keputusan ihwal langkah Investasi, rencana ekspansi, hingga penentuan belanja modal dari emiten di pasar modal pada 2024. Ditambah lagi, potensi meningkatnya tensi geopolitik juga menjadi perhatian.
Namun, David bilang, pasar berharap situasi akan membaik seiring dengan selesainya pemilu 2024. Apalagi dengan adanya beragam kebijakan yang akan memberikan relaksasi, khususnya terkait dengan moneter. Misalnya, penguatan rupiah dan peluang dimulainya penurunan suku bunga.
"January effect [juga] diharapkan hadir di tahun ini dan membawa gairah untuk pasar," kata David dalam keterangannya, dikutip Rabu (3/1).
Adapun, konsensus untuk penutupan IHSG di Januari 2024 adalah 7.300. Itu menandakan kenaikan tipis dari penutupan IHSG di angka 7.272 pada 29 Desember 2023.
Sektor-sektor yang dinilai akan menggerakkan IHSG pada Januari ini, meliputi: sektor keuangan, sektor energi, dan sektor teknologi.
Proyeksi IHSG hingga akhir 2024
David menyebut, ada 93 persen pelaku pasar yang meyakini IHSG akan alami tren bullish pada 2024. Angka itu lebih tinggi dari optimisme pasar terhadap laju IHSG pada Januari.
Apa saja katalisnya? "Potensi berakhirnya era suku bunga yang tinggi, yang mana The Fed berniat menurunkan suku bunga tahun ini," katanya lagi.
Jika itu benar terjadi, maka suku bunga Bank Indonesia (BI) pun diproyeksikan turun demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Lalu, ekspektasi terhadap dampak belanja yang berlangsung selama pesta demokrasi pun berpeluang menopang pergerakan IHSG.
Meskipun optimistis dengan prospek sepanjang tahun, pelaku pasar hanya membidik penguatan IHSG 5,1 persen ke angka 7.650 di akhir 2024. Itu bukan tanpa dasar.
Sebab, pasar melihat adanya faktor risiko geopolitik yang berpotensi meningkat. Apalagi, sejalan dengan pelaksanaan pemilu di Amerika. Belum lagi, aktivitas militer di beberapa kawasan pun memanas. Itu juga diperparah dengan proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, yang bisa berdampak terhadap kinerja emiten secara keseluruhan.
"Namun, pelaku pasar berharap sentimen-sentimen negatif tersebut akan berubah seiring dengan serangkaian kebijakan di Q2 2024," ujar David.