Setelah UNVR Lego Aset Bisnis Teh, Bagaimana Nasib Sariwangi?
Unilever Indonesia lepas sebagian aset bisnis tehnya.
Jakarta, FORTUNE – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) buka suara ihwal kelanjutan nasib teh Sariwangi setelah perseroan melego sebagian aset lini bisnis teh ke Ekaterra.
Unilever Indonesia mengatakan, aksi korporasi itu sama sekali tak berdampak pada distribusi dan penjualan Sariwangi dan bisnis teh perseroan secara keseluruhan. Sebab, aset binis teh sejumlah Rp84,6 miliar yang dijual hanya terdiri dari peralatan produksi khusus produk ekspor.
Artinya, UNVR hanya menyetop pasokan teh ke pasar internasional. “Bisnis teh di Indonesia bakal terus kami pertahankan. Saat ini, kami memproduksi teh untuk pasar domestik dan ekspor ke sister company,” kata Direktur Customer Operation Unilever Indonesia, Enny Hartati dalam konferensi pers di Tangerang, Kamis (16/6).
Dampak pelepasan aset bisnis teh pasar ekspor
Dengan melepas sebagian aset, beban pemeliharaan Unilever Indonesia berkurang karena aset-aset itu dialihkan ke Ekaterra. Ke depan, aksi itu tentu akan memengaruhi profitabilitas perseroan.
“Tentu ada dampak ke profitabilitas, karena kehilangan ekspor. Tapi secara keuntungan hanya (turun) 0,1 persen,” imbuh Enny lagi.
Namun, di tengah inflasi global dan lonjakan harga komoditas, Unilever Indonesia harus pintar-pintar menjaga kinerja keuangan.
Untuk itu, perseroan sudah siapkan belanja moda sebsar 2,2 persen dari arus kasnya dan bakal terus berinvestasi. Fokus penanaman modal UNVR akan mengarah ke manufaktur, agar bisa melayani permintaan dari pelanggan.
UNVR pun bakal mengelola arus kas dengan disiplin. Apalagi di tengah dinamika harga komoditas yang berisiko memberatkan margin.
Perseroan pun akan selektif dalam melakukan penyesuaian harga pada kuartal ketiga 2022. “Kami ingin tetap pastikan, produk kami tetap kompetitif dan kekuatan merek pasar tetap terjaga (jika terjadi penyesuaian),” ujarnya.