Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan permohonan Maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia menjelang berakhirnya periode kepemimpinannya bersama K.H. Ma’ruf Amin Oktober mendatang.
Permintaan maaf itu ia ungkapkan usai menjelaskan beberapa Pencapaian diasa pemerintahannya.
“Saya tahu bahwa hasil yang kita capai pada saat ini belum sepenuhnya tuntas mencapai hasil akhir, belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan keinginan Bapak–Ibu semua,” ujarnya dalam pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI, Jumat (16/8). “Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai.”
Dalam 10 tahun ia memimpin sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, ia menyadari pribadinya jauh dari kata sempurna. “Sangat mungkin ada yang luput dari pandangan saya. Sangat mungkin ada celah dari langkah-langkah yang saya ambil. Dan, sangat mungkin banyak kealpaan dalam diri saya,” ujarnya.
Meski demikian, ia yakin keberlanjutan akan tetap terjaga, bila seluruh komponen bangsa bersatu dan bekerja sama. “Indonesia sebagai negara yang kuat dan berdaulat akan mampu melompat dan menggapai cita-cita Indonesia Emas di tahun 2045,” katanya, sembari menyatakan penyerahan tongkat estafet kepemimpinan kepada Presiden Indonesia terpilih untuk periode 2024-2029, Prabowo Subianto.
Infrastruktur
Jokowi menguraikan sejumlah pencapaian yang dilakukan Indonesia dalam 10 tahun kepemimpinannya.
“Kita telah mampu membangun sebuah fondasi dan peradaban baru, dengan pembangunan yang Indonesiasentris, membangun dari pinggiran, membangun dari desa, membangun dari daerah terluar,” katanya.
Sampai saat ini, Indonesia sudah membangun banyak infrastruktur yang bermanfaat bagi kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.
Jokowi mengklaim bahwa infrastruktur ini berdampak besar pada turunnya biaya logistik menjadi 14 persen di tahun 2023, dari sebelumnya yang mencapai 24 persen.
Daya saing Indonesia pun terdongkrak dari peringkat 44 dunia menjadi peringkat 27 di tahun 2024.
Pertumbuhan ekonomi juga juga menurutnya mampu terjaga di kisaran 5 persen, walau banyak negara tidak mengalami pertumbuhan atau justru melambat. “Wilayah Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku justru mampu tumbuh di atas 6 persen dan Maluku Utara mampu tumbuh di atas 20 persen,” ujarnya.
Inflasi juga terkendali di kisaran 2-3 persen, saat banyak negara mengalami kenaikan yang luar biasa. Angka kemiskinan ekstrem mampu turun menjadi 0,8 persen pada 2024, dari sebelumnya di angka 6,1 persen. Sedangkan, tingkat pengangguran juga bisa ditekan dari sebelumnya 5,7 persen, menjadi 4,8 persen di tahun 2024.
Hilirisasi
Di sektor hilirisasi, Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia terus berupaya untuk memperkuat kedaulatan bangsa, di tengah berbagai tekanan dari negara lain di dunia.
Hilirisasi terus berlanjut, mulai dari nikel, bauksit, tembaga, timah, dan sektor lainnya, seperti perkebunan, pertanian, maupun kelautan.
“Sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara lebih dari Rp158 triliun selama 8 tahun ini,” ujar Jokowi.
Indonesia perlu mengoptimalkan pengelolaan kekayaan alam Indonesia, yang selama ini justru dimanfaatkan oleh pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont.
Sektor lainnya
Selain pembangunan infrastruktur dan hilirisasi, Jokowi juga menyebutkan sektor lain yang terus didorong dalam pemerintahannya, mulai dari ekosistem ekonomi hijau, digitalisasi, UMKM, sampai bidang politik dan hukum yang tak bisa terlepas dari berbagai upaya peningkatan di banyak sektor Tanah Air.
“Dukungan produk dalam negeri juga kita berikan perhatian khusus dengan memprioritaskan belanja APBN, APBD, dan BUMN untuk produk-produk dalam negeri,” kata Jokowi. “Kita ingin apa yang berasal dari rakyat dapat kembali ke rakyat, dan bermanfaat maksimal untuk rakyat.”