Moody's Sebut Perang Bisa Buat Israel Bangkrut

Beban keuangan Israel terus meningkat selama perang.

Moody's Sebut Perang Bisa Buat Israel Bangkrut
Ilustrasi Israel-Palestina. (Doc: 123rf/luzitanija)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Lembaga pemeringkat Moody’s menyebut, serangan Israel ke kelompok Hamas di jalur Gaza sedikitnya membuat negara itu kehilangan US$269 juta atau sekitar Rp4,16 triliun (Rp15.466,29 per Dolar AS) per hari.

Institute for National Security Studies (INSS) melaporkan, perang Gaza saat ini memberikan pukulan yang lebih besar daripada konflik-konflik sebelumnya. "Kerugian keseluruhan dari perang ini bisa mencapai US$53,5 miliar (Rp827,34 triliun), hampir 10 persen dari PDB (Israel)," tulis laporan tersebut, Senin (27/11). “Mengancam masa depan ekonomi Israel.”

Moody’s mengungkapkan, gangguan ini juga akan berdampak pada sektor lain, mulai dari investasi, pasar tenaga kerja, hingga keamanan dalam negeri. “Meskipun ketidakpastian masih sangat tinggi, kami yakin dampaknya terhadap perekonomian bisa lebih parah dibandingkan konflik dan kekerasan militer sebelumnya,” ujar Wakil Presiden Senior Moody's, Kathrin Muehlbronner.

Beban berat

Aksi masyarakat bela Palestina. (ANTARA FOTO/Rahmad)

Menurut Moody’s beban keuangan Israel akan jauh lebih tinggi dibandingkan operasi militer sebelumnya, seperti Protective Edge, pada tahun 2014 atau Perang Lebanon Kedua, pada tahun 2006 yang belangsung 34 hari. Kedua tragedi ini menimbulkan kerugian hingga US$2,5 miliar (Rp38,69 triliun) atau 1,3 persen dari PDB negara.

Menurut Moody’s, perang ini merevisi pertumbuhan Israel yang diperkirakan 3 persen menjadi 2,4 persen pada tahun ini. Sedangkan mengenai prospek 2024, Moody’ pesimistis dan melihat PDB Israel dapat terkontraksi hingga 1,5 persen.

Terus merosot

Ilustrasi bendera Israel. (Pixabay/edu_castro27)

Moody’s juga memperkirakan,  pemerintah Israel diyakini akan habiskan miliaran Shekel untuk sektor pertahanan, termasuk gaji ribuan tantara yang diturunkan dalam perang. Pengeluaran besar juga terjadi terkait kompensasi bisnis sampai rekonstruksi komunitas yang terdampak langsung oleh perang.

Sedangkan dari sisi pendapatan negara, terutama pendapatan pajak, Israel diperkirakan akan terus mengalami kemerosotan merosot karena konsumsi, dan faktor permintaan lainnya, anjlok. Apalagi, 18 persen tenaga kerja Israel hilang selama perang.

Related Topics

IsraelGazaBangkrut

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers