Mendag Taksir Pertumbuhan Sektor Ritel 5% di 2025

Didukung kemitraan toko kelontong dengan ritel modern.

Mendag Taksir Pertumbuhan Sektor Ritel 5% di 2025
Mendag, Budi Santoso. (dok. Kemendag)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, memperkirakan pertumbuhan Ritel Indonesia bisa mencapai 5 persen pada tahun depan.  Pertumbuhan ini salah satunya bisa didorong oleh kemitraan ritel modern dan toko kelontong dalam memperluas pasar.

Kerja sama tersebut, menurut Budi bisa mendukung pertumbuhan ekosistem yang membawa sektor ritel semakin kuat. “UMKM, khususnya toko kelontong tradisional, memilki jumlah yang cukup besar, yakni mencapai 90 persen dari ritel di Indonesia. UMKM mampu menyerap tenaga kerja hingga 97 persen. Jadi, kedua pihak harus saling bekerja sama saling menguntungkan,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kemendag, Senin (11/11).

Dengan jumlah toko kelontong tradisional yang mendominasi, berpotensi berdampak signifikan terdahap kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi nasional. Toko kelontong adalah bentuk UMKM yang mendukung ekonomi rakyat paling riil.

Alih-alih bersaing, ritel modern menurutnya perlu menggandeng para pelaku toko kelontong tradisional ini dalam meningkatkan kinerja bisnis dan memperluas jangkauan pasar.

Pada triwulan III-2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 1,5 persen dibanding triwulan sebelumnya, yang salah satunya merupakan kontribusi dari UMKM. Sebanyak 65,4 juta UMKM Indonesia berkontribusi 60 persen terhadap PDB (Pendapatan Domestik Bruto).

“Pemerintah akan selalu hadir bersama-sama untuk mungkin ke depan, mengevaluasi, kemudian bersama-sama (mengatasi) masalahnya apa antara kemitraan, antara yang besar dengan yang kecil,” kata Budi.

Pertumbuhan

Ilustrasi toko kelontong (mokapos.com)

Budi mengatakan, bentuk kerja sama ini bisa dimulai oleh ritel modern yang memperluas kemitraan dengan UMKM, bukan hanya dalam penyediaan pasokan barang, tapi juga pelatihan manajemen ritel kepada mitra warung UMKM. Dengan begitu, bisnis ritel besar akan terdorong, sementara ritel toko kelontong bisa makin berkembang.

“Kalau jalur distribusi tumbuh, UMKM produksi juga akan tumbuh. Jadi, kemitraan bukan hanya dengan UMKM ritel, tetapi juga UMKM produksi sehingga mampu mendukung industri dalam negeri,” ujar Menteri Budi.

Euromonitor mencatat pada 2022, toko kelontong tradisional menjadi ritel yang paling banyak jumlahnya di Indonesia. Pada saat itu, jumlah toko kelontong tercatat sebanyak 3,94 juta atau setara dengan 98,78 persen dari seluruh ritel di Indonesia.

Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) Juli 2024 juga menunjukkan bahwa Indeks Penjualan Riil (IPR) di Indonesia meningkat 4,5 persen secara tahunan di level 212,4 didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau serta Subkelompok Sandang

Meski sektor ritel diperkirakan tumbuh 5 persen di tahun depan, Executive Director Operational Indogrosir, Anton Prasetyo, mengingatkan bahwa pelemahan daya beli masyarakat juga perlu diwaspadai berdampak pada sektor ini. “Kita harapkan daya beli tidak menurun. Kita harus optimis supaya bisa tumbuh,” katanya seperti dikutip Antaranews, Minggu (10/11).

Related Topics

RitelMendag

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

5 Rekomendasi iPhone yang Paling Worth It Dibeli Tahun 2024
10 Daftar Bank Tanpa Biaya Admin, Cocok untuk Nabung
Berapa Gaji UMR Taiwan 2024? Ini Kisaran dan Jumlahnya dalam Rupiah
5 Franchise Apotek yang Menjanjikan, K-24 hingga Kimia Farma
4 Rekomendasi Akomodasi Berkelanjutan Saat Berlibur ke Lombok
Mobil Hibrida Dominasi Penjualan Lexus di Indonesia