Jakarta, FORTUNE – Produsen Baterai Motor Listrik, PT TDL Energy Indonesia (TDL ID), meresmikan pabrik baterai pertama. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk tersebut diklaim mencapai sebesar 20 persen.
Presiden Direktur TDL ID, Jack Kim, mengatakan bahwa hadirnya pabrik ini diharapkan bisa berkontribusi mendukung program konversi motor listrik pemerintah. “Kami menyiapkan fondasi untuk mendukung Indonesia menjadi negara model di Asia, di global, dalam mencapai NZE (Net Zero Emission),” ujarnya seperti dikutip dari Antaranews, Selasa (25/6).
Menurutnya, Indonesia bisa menjadi acuan bagi negara-negara Asia dan dunia untuk mencapai target nol emisi karbon. Hadirnya pabrik baterai ini bisa menandai langkah maju TDL ID sebagai pemimpin di industri energi terbarukan dan kendaraan listrik. Untuk itu, perusahaan juga membuka diri untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, selama memiliki visi serupa menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Milestone Indonesia
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur EBTKE ESDM, Senda Hurmuzan Kanam, mengatakan bahwa peresmian ini jadi salah satu milestone bagi Indonesia. “Dalam upaya kami, setelah lebih dari 3 tahun mengembangkan program motor listrik,” ujarnya dalam acara peresmian pabrik tersebut.
Dalam pembangunan pabrik baterai ini, PT Battery Technology Indonesia ikut berinvestasi dan mendukung Indonesia menciptakan ekosistem motor listrik yang lebih baik. “Ini menjadi pabrik baterai pertama dengan TKDN tertinggi, dan kami berharap, tahun depan, TKDN-nya dapat meningkat menjadi 27 persen,” ujar Senda.
Rencana relokasi
Sebelumnya, TDL Global Co Ltd, mengungkapkan rencana untuk merelokasi pabrik baterai motor listrik dari Cina ke Indonesia, dalam kerja sama dengan Kementerian ESDM, untuk menyediakan suplai 100.000 unit di tahun 2024.
Mengutip pemberitaan Reuters, TDL akan berinvestasi sekitar US$200 juta sampai 2030 di Indonesia, untuk memproduksi baterai motor listrik dan sistem penyimpanan energi. “Untuk tahun 2030, kami memiliki rencana untuk memproduksi baterai di sini (setara dengan) 1 Gigawatt, terutama menggunakan baterai solid-state,” kata Jack Kim, seperti dikutip dari Reuters (17/9/2023).