Beberapa waktu yang lalu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi gempa megathrust terjadi di Indonesia setelah adanya peringatan mengenai megathrust Nankai, Jepang.
Pembahasan mengenai gempa megathrust pun ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Gempa megathrust merupakan salah satu gempa tektonik yang disebabkan oleh pergeseran lempeng bumi.
Jenis gempa ini sangat diwaspadai di daerah-daerah yang berpotensi mengalaminya, termasuk Indonesia.
Sebenarnya apa itu gempa megathrust dan potensinya di Indonesia? Temukan jawabannya di bawah ini.
Apa itu gempa megathrust?
Seiring dengan naiknya topik gempa megathrust, banyak yang mempertanyakan apa itu gempa megathrust di tengah masyarakat.
Dari definisinya, gempa megathrust adalah patahan batas lempeng yang terjadi pada kawasan antara dua lempeng tektonik yang saling bertabrakan di zona subduksi.
Artinya, gempa megathrust dapat dipahami sebagai gempa besar yang terjadi zona subduksi.
Gempa tersebut terjadi disebabkan dari penumpukan lempeng bumi. Tepatnya ketika salah satu lempeng tektonik bumi yang berada bawah mendorong lempeng di atasnya.
Kedua lempeng yang saling bersentuhan dan bergerak tersebut mengakibatkan penumpukan regangan melebihi gesekan antara dua lempeng.
Akibatnya, gempa besar tak terhindarkan. Banyak pakar memperkirakan gempa megathrust bisa ‘pecah’ secara berulang, tetapi memiliki jeda hingga ratusan tahun.
Dampak gempa megathrust
Lewat definisinya, gambaran mengenai gempa megathrust mungkin sudah terjawab. Lebih lanjut, gempa ini juga diwaspadai karena dampak yang mengikutinya.
Selain apa itu megathrust, pertanyaan apa dampak megathrust juga banyak ditanyakan mengingat gempa jenis ini termasuk yang terbesar.
Gempa besar tentu salah satu dampak yang perlu diwaspadai. Selain itu, gempa jenis ini juga bisa menimbulkan tsunami besar.
Pasalnya, gempa tersebut terjadi di area bawah laut, tepatnya di zona megathrust. Maka dari itu, sulit untuk pengamatan mendetail berdasarkan pengukuran seismik, geologi, dan geodetik.
Zona megathrust tersebut merujuk pada jalur subduksi lempeng bumi yang sangat panjang dan relatif dangkal.
Zona tersebut banyak ditemukan pada lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua.
Jika lempeng samudra mendorong lempeng benua, pelepasan energi yang sangat dahsyat menyebabkan potensi kerusakan yang sangat besar pada wilayah sekitarnya.
Gempa di Jepang termasuk yang terbesar
Baru-baru ini, tersiar peringatan gempa megathrust Jepang yang bersumber dari zona Megathrust Nankai di Timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki, Jepang bagian Selatan.
Sebelumnya, telah terjadi aktivitas tektonik yang menyebabkan gempa sebesar 7,1 magnitudo pada Jumat (8/8/2024) di Kagoshima. Kemudian, peringatan mengenai gempa megathrust Nankai tersebut muncul.
Berdasarkan jenisnya, Megathrust Nankai merupakan salah satu zona seismic gap. Zona tersebut mengacu pada zona sumber gempa potensial, tetapi belum terjadi gempa dalam puluhan hingga ratusan tahun terakhir.
Gempa yang terjadi pada zona tersebut diduga terjadi oleh proses akumulasi medan tegangan atau stres kerak bumi.
Sebelumnya, gempa megathrust pernah terjadi di Jepang, tepatnya di Tohoku pada 2011. Gempa tektonik tersebut tercatat berkekuatan 9 sampai 9,1 skala Richter yang termasuk yang terbesar di dunia.
Potensi gempa megathrust di Indonesia
Di Indonesia, terdapat zona sumber gempa yang termasuk zona megathrust yang masih aktif hingga kini.
Mulai dari zona subduksi Sunda (Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba), Banda, Lempeng Laut Maluku, Sulawesi, Lempeng Laut Filipina, dan Utara Papua.
Megathrust Nankai diketahui memiliki karakteristik yang serupa dengan seismic gap yang ada di Megathrust Selat Sunda M8,7 dan Megathrust Mentawai-Suberut M8,9.
Ada potensi bahwa kedua zona sumber gempa tersebut bisa mengalami gempa besar. Pasalnya, dua zona tersebut sudah lama tidak mengalami gempa dalam jangka waktu ratusan tahun.
BMKG menilai kedua segmen megathrust tersebut diklasifikasi sebagai area sumber gempa yang hanya tinggal menunggu waktu.
Hingga saat ini, pihak BMKG melakukan serangkaian upaya mitigasi bencana Gempa Bumi dan tsunami. Hal tersebut dilakukan guna meminimalisir risiko dampak bencana yang mungkin terjadi.
Jadi, apa itu gempa megathrust? Dapat disimpulkan bahwa gempa tersebut terjadi akibat pertemuan antar lempeng tektonik yang memicu gempa besar dan tsunami. Semoga bermanfaat.