Amazon Hengkang dari Quebec, 1.700 Karyawan Terancam PHK

Pemerintah Kanada kecewa karena pengangguran bertambah.

Amazon Hengkang dari Quebec, 1.700 Karyawan Terancam PHK
ilustrasi perusahaan Amazon (Unsplash.com/Bryan Angelo)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Raksasa e-commerce Amazon.com mengumumkan akan menghentikan operasinya di provinsi Quebec, Kanada. Akibatnya sekitar 1.700 pekerjaan terancam kehilangan pekerjaan. Keputusan ini diumumkan pada hari Rabu (22/1) dan memicu kekecewaan dari pemerintah Ottawa.

Amazon akan menutup operasinya di tujuh lokasi di Quebec—satu-satunya daerah di Kanada dengan karyawan Amazon yang tergabung dalam serikat pekerja—dalam waktu dua bulan ke depan. Perusahaan ini akan kembali menggunakan model pengiriman pihak ketiga, mengandalkan bisnis kecil lokal, mirip dengan sistem yang diterapkan sebelum 2020.

“Setelah melakukan tinjauan terbaru terhadap operasi kami di Quebec, kami melihat bahwa kembali ke model pengiriman pihak ketiga... akan memungkinkan kami memberikan lebih banyak penghematan bagi pelanggan kami,” kata juru bicara Amazon, Barbara Agrait, melansir Reuters (23/1).

Mogok kerja di Amazon

Pada bulan Mei, pekerja gudang Amazon yang tergabung dalam serikat pekerja Confédération des syndicats nationaux (CSN) melakukan pemogokan, menuntut perbaikan dalam upah dan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan di fasilitas tersebut.

Menteri Inovasi Federal Kanada, François-Philippe Champagne, menyatakan bahwa dia telah berbicara dengan kepala Amazon Kanada dan mengungkapkan rasa kecewa serta frustrasi pemerintah terhadap keputusan tersebut. "Ini bukan cara berbisnis di Kanada," tulisnya dalam sebuah unggahan di X.

CSN, yang mewakili 300 pekerja di lokasi utara Montreal, menyebut keputusan ini sebagai langkah yang tidak masuk akal secara bisnis dan menilai bahwa ini secara langsung menargetkan satu-satunya gudang Amazon yang terorganisir dalam serikat pekerja di Kanada.

Para pekerja sedang merundingkan perjanjian kolektif pertama mereka. “Tidak diragukan lagi bahwa penutupan yang diumumkan hari ini adalah bagian dari kampanye anti-serikat pekerja terhadap CSN dan karyawan Amazon,” kata Presiden CSN, Caroline Senneville, dalam sebuah pernyataan berbahasa Prancis. “Tindakan ini bertentangan dengan ketentuan dalam Kode Tenaga Kerja Quebec, yang akan kami lawan dengan tegas,” tambah Senneville.

Keputusan ini juga akan berdampak pada sekitar 250 pekerja musiman. "Amazon berencana menawarkan paket kepada karyawan yang terdampak, termasuk pembayaran hingga 14 minggu dan manfaat transisi seperti sumber daya penempatan pekerjaan," ujar Agrait.

Related Topics

AmazonPHK

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Profil Wiwoho Basuki, Konglomerat dan Ayah Widiyanti Putri
Kronologi Fraud eFishery: CEO Dicopot hingga Palsukan Lapkeu
5 Menteri Terkaya Kabinet Merah Putih, Menpar Paling Tajir
Profil Fly Jaya, Maskapai Baru yang Hadir di Indonesia
Indonesia dan Apple Hampir Sepakat Cabut Larangan iPhone 16
Indonesia Denda Google Rp202 Miliar, Ini Alasannya