Jakarta, FORTUNE - OnlyFans, platform video berbasis langganan yang didirikan pada 2016, mencatatkan pendapatan rekor pada tahun 2023 dengan total mencapai US$6,6 miliar. Platform ini semakin populer, terutama sejak masa pandemi, berbeda dengan tren lain seperti permainan Animal Crossing atau kopi dalgona yang kini memudar. Situs ini, yang dikenal sebagai penyedia konten dewasa, masih berhasil menarik perhatian penggunanya.
Menurut laporan pendapatan tahunan yang dirilis oleh perusahaan induknya, Fenix International, jumlah pengguna OnlyFans melonjak sebesar 28 persen dalam setahun, hingga mencapai 305 juta akun. Selain itu, jumlah kreator di platform ini juga naik 29 persen menjadi 4,1 juta akun.
Pertumbuhan creator economy semakin pesat, dan beberapa kreator sukses bahkan mampu mengubah aktivitas di OnlyFans menjadi sumber pendapatan utama mereka. Seorang kreator terkenal, Bryce Adams, mengungkapkan kepada Washington Post bahwa ia mengelola bisnisnya dengan karyawan di lahan seluas 10 hektar. "Ini adalah bisnis kami, ini adalah hidup kami," ujarnya, mengutip Fortune.com (19/9).
Meskipun kisah Adams terbilang luar biasa, sebagian besar kreator OnlyFans menghasilkan pendapatan tahunan rata-rata sekitar $1.300, menurut data Mashable.
Pendapatan kreator meningkat 19 persen
Jumlah uang yang dibayarkan penggemar kepada kreator juga meningkat sebesar US$1 miliar, dari US$5,5 miliar menjadi US$6,6 miliar, mencatat kenaikan 19 persen dalam satu tahun, seperti yang dilaporkan Variety. OnlyFans sendiri mengambil komisi 20 persen dari pendapatan kreator.
Pendapatan bersih perusahaan juga melonjak, dengan tambahan $217 juta dalam satu tahun, menjadikan total pendapatan OnlyFans sebesar US$1,3 miliar. Hingga akhir 2023, perusahaan ini tercatat memiliki aset tunai senilai US$678.000.
Sebagian besar pendapatan ini masuk ke pemilik OnlyFans, Leonid Radvinsky, yang menerima lebih dari US$472 juta dalam bentuk dividen pada tahun 2023. Sejak membeli perusahaan ini pada 2018, Radvinsky telah mengantongi lebih dari US$1 miliar dalam tiga tahun terakhir, menurut laporan Bloomberg.
Namun, meskipun berada di puncak, OnlyFans menyadari sejumlah risiko di masa mendatang, termasuk masalah keamanan siber yang menjadi perhatian utama. Di tengah sorotan media yang meningkat, perusahaan berkomitmen untuk terus mengembangkan strategi hubungan publik dan pemerintah guna mengatasi kesalahpahaman terkait platform ini.