Pendiri OnlyFans Terjun ke Industri Penerbangan
Tom Stokely ditunjuk jadi dewan direksi Global Airlines.
Jakarta, FORTUNE - Maskapai penerbangan trans atlantik yang berbasis di Inggris, Global Airlines, mengumumkan penunjukan Tom Stokely sebagai salah satu dewan direksinya.
Stokely yang dikenal sebagai salah satu pendiri dan mantan pemilik situs konten dewasa OnlyFans telah terdaftar di Companies House Pemerintah Inggris sebagai direktur, bersama James Asquith pendiri maskapai penerbangan, dan Richard Stephenson, Chief Commercial Officer Global.
Global Airlines berencana memulai penerbangan perdana pada akhir tahun 2024. Maskapai ini menggunakan empat armada A380 bekas, yang beroperasi dari London ke New York-JFK dan Los Angeles.
Pada tahun 2023, maskapai ini menunjuk spesialis ACMI asal Portugal, Hi Fly, untuk membantunya mengudara dan memberi nasihat tentang aspek operasional penggunaan A380 bekas.
Melansir AEROTIME HUB, Rabu (17/1), dengan bergabungnya Stokely sebagai direktur dan memiliki keahlian berbisnis, tetapi pengamat menganggap hal itu kurang pantas secara etika moral Global Airlines perlu memikirkan ulang langkah ini.
Untuk diketahui, Stokely mendirikan OnlyFans pada tahun 2016, dibantu oleh saudara laki-laki dan ayahnya. Mereka membangun situs web dari nol hingga meraup laba dari subscribers hinlgga US$45,8 miliar pada 2019. Mereka kemudian melepaskan kepemilikan penuh atas perusahaan tersebut pada tahun yang sama kepada miliarder penerbit pornografi, Leo Radvinsky.
Keraguan pada Global Airlines
Global Airlines telah membuat banyak orang terkejut di industri penerbangan, bahkan sebelum pengumuman perekrutan Stokely.
Maskapai ini membeli empat unit A380 dan berencana menambah armada di masa depan. Masing-masing akan dioperasikan untuk mengangkut sekitar 471 penumpang. Meskipun memakai pesawat bekas, maskapai ini tetap percaya diri dan baru-baru ini mengungkapkan desain interior kabin kelas satu.
Namun, cukup adil untuk mengatakan bahwa skeptisisme yang luas masih ada di industri mengenai kelayakan komersial dari rencana operasi Global Airlines.
Posisi Global Airlines tak mudah karena harus bersaing di salah satu rute udara penumpang yang paling diperebutkan di dunia (London ke New York-JFK), serta melawan maskapai besar seperti British Airways, Virgin Atlantic, American Airlines, United Airlines, dan Delta Air Lines.
Memang, pada musim panas 2024, total 28 penerbangan harian akan beroperasi antara London dan New York yang diterbangkan oleh enam maskapai penerbangan. Oleh karena itu, menerbangkan pesawat berkapasitas tinggi bermesin empat yang haus bahan bakar pada rute ini akan menjadi tantangan meskipun kondisi perekonomian tetap stabil.
Namun, dengan kenaikan harga minyak yang terkait dengan meningkatnya kerusuhan di Timur Tengah, dan meningkatnya ketegangan di tempat lain, kondisi pasar untuk meluncurkan maskapai penerbangan trans atlantik baru saat ini tentu saja tidak optimal bagi masuknya pemain baru pada rute yang sulit ini.
Di lain sisi, penerbangan perdana Global Airlines sempat tertunda. Perusahaan telah mengumumkan penundaan peluncuran hingga sekitar musim semi 2024. Maskapai penerbangan ini juga menyatakan bahwa sebelum memulai layanan komersial, mereka akan mengoperasikan penerbangan charter menggunakan pesawat A380 mereka.
Meskipun demikian, model bisnis ini pernah dicoba oleh mitra Hi Fly, tetapi tidak dapat menghasilkan kelayakan finansial dalam jangka panjang.
“Kami berharap dapat mengoperasikan layanan penumpang putaran pertama kami dalam 12 bulan mendatang," kata juru bicara Global kepada AEROTIME HUB.
"Namun, kami, seperti banyak perusahaan penerbangan lainnya, mengalami beberapa penundaan dengan mitra kami dan berbagai masalah rantai pasokan yang terus kami atasi dan cari solusinya,” ujar juru bicara itu.