Anies Soroti Masalah Pertanian, Mulai Pupuk Hingga Krisis Petani Muda

Pupuk merupakan masalah krusial yang mesti dibenahi.

Anies Soroti Masalah Pertanian, Mulai Pupuk Hingga Krisis Petani Muda
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan memaparkan program pertanian di hadapan kelompok tani dan warga di Bulotalangi Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (8/1). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Calon Presiden (Capres) nomor 1, Anies Baswedan, menyoroti masalah Pertanian di Indonesia, dengan menyinggung ihwal jumlah petani yang terus berkurang—32 persen petani berusia di atas 60 tahun—hingga sulitnya mencari Pupuk.

Hal-hal tersebut membuat produktivitas pertanian menjadi rendah, dan akibatnya anak-anak muda pun sulit tertarik untuk masuk ke sektor pertanian.

“Selama di situ tidak menguntungkan dan tidak memberikan kesempatan anak muda untuk tumbuh, maka tidak ada anak muda yang masuk ke sektor pertanian,” katanya dalam acara Dialog Ekonomi Capres Bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang disiarkan stasiun televisi nasional, Kamis (11/1).

Untuk menyiasati itu, Anies mengungkapkan dalam jangka pendek strategi pertama yang akan diambil adalah mengupayakan penyediaan pupuk dan benih yang berkualitas, mudah, dan murah.

“Kami temukan di mana-mana petani selalu bilang, kesimpulan saya ada tiga masalah. Satu, pupuk. Dua, pupuk. Tiga, pupuk. Itu masalah utamanya di pertanian kita,” ujarnya.

Membangun skema cooperative farming di pertanian

Kemudian, problem kedua yang dia sorot menyangkut masalah luas lahan pertanian yang terbilang kurang. Anies mengatakan pihaknya mendorong penerapan cooperative farming sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Maksud dari skema tersebut adalah suatu wilayah dikerjakan sebagai sebuah kegiatan koperasi, sehingga batas-batas pematang sawah itu akan tergantikan menjadi luas yang lebih besar. Akibatnya, produktivitas meningkat karena dikerjakan sebagai satu kesatuan.

Sedangkan yang ketiga, perlunya keseriusan memperbaiki sistem irigasi yang selama ini membuat petani mengalami kesulitan air. Kondisi demikian memantik kemunculan usaha persewaan pompa, namun tidak membereskan saluran irigasi.

“Sudah 25 tahun lebih tidak diseriusi,” ujarnya.

Lakukan modernisasi dan berkontrak dengan petani

Adapun yang keempat, perlunya melakukan modernisasi di sektor pertanian, yang secara tidak langsung akan memperbaiki rantai pasok menjadi lebih efisien.

Sedangkan yang terakhir, Anies menyebut perlu adanya contract farming untuk hasil pangan yang diproduksi petani demi  memberikan kepastian penjualan hasil panen dari petani.

Skema ini, menurut Anies, pernah dilakukannya saat menjabat Gubernur DKI Jakarta dengan melibatkan BUMD Pemprov yang bekerja sama dengan gabungan kelompok tani di sentra-sentra pangan.

“Pola ini yang ingin kita lakukan. Cooperative farming untuk bekerjanya. Kedua, contract farming untuk hasil pangannya. Dan ketika itu dikerjakan, kami cukup optimis dalam jangka pendek dan menengah akan bisa memperbaiki tata niaga yang ada,” kata Anies

 



 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 25 November 2024
MR. DIY Indonesia IPO Desember, Harga Rp1.650–Rp1.870
Nike dan Adidas Kehilangan Dominasi di Sepatu Lari
Swasembada Energi, Pemerintah Dorong Transisi Energi di Pedesaan
Daftar Harga Emas Hari Ini, 25 November 2024: Turun Rp2.000
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 25 November 2024