Jakarta, FORTUNE - Japan International Cooperation Agency (JICA) telah menandatangani perjanjian Pinjaman lunak Official Development Assistance (ODA) dengan Pemerintah Indonesia untuk pembangunan Jalur Timur-Barat tahap I MRT Jakarta senilai 140 miliar yen atau Rp14,5 triliun.
Pinjaman tersebut memiliki suku bunga tetap sebesar 0,3 persen. Sedangkan bagian layanan konsultasi proyek akan memiliki suku bunga sebesar 0,2 persen per tahun. Indonesia memiliki waktu 40 tahun untuk melunasi utang tersebut, dengan masa tenggang 10 tahun.
“Pembangunan Jalur Timur-Barat ini akan menghubungkan pusat kota Jakarta dengan bagian timur dan barat, dengan tujuan mengurangi kemacetan lalu lintas, meningkatkan kenyamanan lingkungan tempat tinggal dan investasi, mengurangi polusi, serta berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim di wilayah ibukota Jakarta,” kata Kepala Perwakilan JICA Indonesia, Yasui Takehiro dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/5).
Yasui menjelaskan, pinjaman ini ditujukan untuk pembangunan tahap 1 yang meliputi pembangunan dari Stasiun Tomang sampai dengan Stasiun Medan Satria, dengan total panjang sekitar 25 kilometer, serta desain dasar dan studi pengembangan area stasiun untuk tahap I dan tahap 2 dan seterusnya.
Teknologi Jepang
Pembangunan jalur ini akan menerapkan teknologi Jepang untuk konstruksi terowongan bawah tanah, rolling stock dan sistem persinyalan, sejalan dengan Special Terms for Economic Partnership (STEP), yang bertujuan untuk memanfaatkan teknologi dan pengetahuan melalui transfer teknologi ke negara-negara mitra pembangunan.
“Sejak MRT Jalur Utara-Selatan dibuka pada Maret 2019 yang dibangun dengan skema pembiayaan yang sama, MRT telah banyak mendukung kegiatan ekonomi warga Jakarta dan kehidupan masyarakatnya, dan telah menjadi infrastruktur transportasi yang penting bagi warga Jakarta,” ujarnya.
Pembangunan Jalur Timur-Barat ini, kata Yasui, di samping dengan pembangunan Jalur Utara-Selatan fase 2 yang saat ini sedang berlangsung, diharapkan dapat berkontribusi terhadap perluasan jaringan kereta api ke area yang lebih luas, yang akan meningkatkan kenyamanan dan efisiensi.
“Diharapkan juga bahwa tingkat keselamatan, ketepatan waktu dan kenyamanan yang tinggi akan ditransfer ke Jalur Timur-Barat dengan memanfaatkan kemampuan operasional MRT Jakarta, yang telah dikembangkan melalui transfer teknologi Jepang,” tuturnya.
Adapun untuk Pembangunan tahap I ini sepanjang 25 kilometer ini ditargetkan rampung pada 2031.