Jakarta, FORTUNE - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menekankan pentingnya tujuh area fokus utama untuk mendorong Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 persen dalam lima tahun mendatang. Tujuh fokus area ini diperkirakan dapat memberikan kontribusi sekitar US$400 miliar–450 miliar terhadap produk domestik bruto (Pdb), atau setara dengan 80 persen dari target pertumbuhan.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan tujuh fokus area pertumbuhan prioritas tersebut mencakup infrastruktur yang terintegrasi, mudah diakses, dan terjangkau; lalu pembangunan ketahanan kesehatan dan transformasi layanan kesehatan.
Selain itu, fokus dimaksud ditujukan untuk mewujudkan ketahanan energi, mengakselerasi pertumbuhan UMKM, memperkuat basis manufaktur melalui reindustrialisasi, membangun pusat pengembangan bisnis hijau terbesar di dunia, serta membangun ekosistem ketahanan pangan mandiri.
“Target pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen dalam 5 tahun ke depan merupakan syarat mutlak untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (17/10).
Menurutnya, sejarah menunjukkan bahwa Indonesia pernah mencapai angka pertumbuhan tersebut sebanyak lima kali. Untuk kembali mencapainya, diperlukan akselerasi laju pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Kadin menilai bahwa keunggulan kompetitif Indonesia, seperti tenaga kerja terbesar ke-4 di dunia, kekayaan biodiversitas, pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam dua dekade terakhir, serta berbagai kerja sama internasional, adalah modal utama mewujudkan target ini.
“Sebagai bagian dari kolaborasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, Kadin Indonesia telah menyusun White Paper yang berisi usulan prioritas strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia untuk lima tahun ke depan,” ujarnya.
Usulan kepada pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
White paper yang disusun oleh Kadin melibatkan pelaku usaha, lembaga kajian, serta pemangku kepentingan lainnya. Dokumen ini mencakup empat pilar strategis dan 18 tema pertumbuhan, dengan inisiatif yang dirancang untuk mencapai target yang ditetapkan.
Arsjad sadar bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi 8 persen memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, terutama generasi muda yang akan menjadi penggerak utama perubahan.
"Kami berharap white paper ini dapat menjadi referensi pemerintah dalam menyusun rencana kerja dan program pembangunan 2024-2029, sebagai landasan menuju Indonesia Emas 2045," kata Arsjad.
Setiap tema pertumbuhan dalam white paper telah dilengkapi dengan langkah-langkah mencapai tema pertumbuhan yang ada, serta dampak terhadap produk domestik bruto (PDB) yang ditargetkan.
Apabila semua inisiatif itu dapat diimplementasikan, akan tercipta 16-18 juta lapangan pekerjaan dari dampak pendapatan serta 5 juta lapangan kerja tambahan dari dampak belanja modal pada 2029.