Jakarta, FORTUNE - Badan Pangan Nasional (NFA) menilai fluktuasi harga telur ayam dan daging ayam di pasar merupakan proses menuju keseimbangan harga baru.
Kepala NFA, Arief Prasetyo, mengatakan kenaikan harga kedua komoditas itu merupakan dinamika yang tidak bisa dihindari karena naiknya biaya pokok produksi yang membebani produsen.
Dia menjelaskan kenaikan harga telur dan ayam broiler tidak terlepas dari struktur biaya yang membentuk harga di tingkat hilir. Misalnya, harga jagung yang biasanya Rp3.150 per kilogram, saat ini naik menjadi Rp5.000 per kilogram.
“Sekarang ada kesimbangan baru. Harga pakan dan pangan di dunia naik. Jadi, biaya produksi kita hitung ulang, dan angka yang cocok akan timbul keseimbangan baru,” kata dia dalam diskusi daring bertajuk Waspadai Dampak El-Nino, Senin (31/7).
Kendati harga jagung untuk pakan tinggi, Arief mengatakan pemerintah tidak akan membuka keran impor untuk komoditas tersebut agar para petani tetap mau menanam jagung.
“Nasional butuh 10 juta ton, peternak mandiri 2 juta ton. Ini end to end sudah disambungkan. Sekarang kita bertahan dalam kondisi supaya tidak impor. Malah kita berharap ada kelebihan,agar bisa diekspor,” ujarnya.
Berdasarkan data prognosa ketersediaan jagung, sepanjang Juli-Desember 2023 neraca jagung mengalami defisit 829.032 ton. Padahal, diperkirakan kebutuhan jagung untuk periode tersebut mencapai 6.521.349 ton.
Rilis aturan mengenai harga acuan
Saat ini NFA telah mengeluarkan regulasi yang mengatur kenaikan harga acuan melalui Perbadan 5 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras. Kebijakan tersebut bertujuan mengatasi disparitas harga produksi dan harga jual ayam di pasar.
Arief mengatakan para peternak ayam dan ayam petelur sudah banyak mengalami kerugian pada Januari lalu karena biaya produksi dan harga jual yang tidak berkesesuaian.
NFA menyatakan tengah mengurai permasalahannya satu per satu untuk mencari keseimbangan. Jangan sampai, kata Arief, harga di konsumen terlalu murah, tapi peternak bangkrut.
Menurut Arief, saat ini merupakan waktunya untuk mendukung peternak agar mendapatkan harga yang baik. "Tentu kita sambil menjaga harga di tingkat konsumen bersama sama," ujarnya.
Harga pakan terkini
Berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional, dalam sepekan terakhir (24-31 Juli 2023) harga rata-rata nasional daging ayam ras di tingkat produsen mencapai Rp22.600 per kilogram, telur ayam ras naik 0,08 persen menjadi rata-rata Rp26.570 per kilogram, dan jagung pipilan kering turun 0,21 persen menjadi Rp4.820 per kilogram.
Di tingkat konsumen, harga daging ayam ras turun 0,59 persen persen menjadi Rp35.690 per kilogram, telur ayam ras juga turun 0,23 persen menjadi Rp30.740 per kilogram, dan jagung pakan ternak naik 0,79 persen menjadi Rp6.410 per kilogram.