Jakarta, FORTUNE - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan tiga opsi skema penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik tepat sasaran yang disiapkan pemerintah.
Tiga skema tersebut telah dibahas dalam dua kali rapat koordinasi oleh tim khusus yang ditugaskan Presiden Prabowo Subianto untuk merumuskan formulasi baru penyaluran subsidi energi—dipimpin oleh Kementerian ESDM.
Pertama, mengalihkan seluruh subsidi BBM menjadi bantuan langsung tunai (BLT). Namun demikian, ungkap Bahlil, opsi ini akan membuat rumah sakit, sekolah, gereja, masjid, UMKM, dan transportasi umum yang selama ini menerima subsidi tidak lagi menerima subsidi.
Kedua adalah mempertahankan subsidi BBM dalam bentuk barang untuk seluruh transportasi dan fasilitas umum demi tetap menjaga stabilitas inflasi. Hanya saja, sebagian besar subsidi untuk masyarakat dialihkan ke dalam bentuk BLT.
Opsi ketiga adalah dengan menaikkan harga BBM Subsidi.
“Namun, hari ini saya belum bisa menjelaskan secara detail karena masih dalam pembahasan,” kata Bahlil dalam rapat bersama Komisi VII DPR, Rabu (13/11).
Menurut Bahlil, hingga saat ini pembahasan masih terus dilakukan dan belum ada keputusan final dari pemerintah. Nantinya, tim khusus yang dipimpin Kementerian ESDM juga akan melaporkan hasil kajian tersebut kepada presiden sebelum menyampaikannya kepada DPR.
Terkait subsidi LPG, Bahlil mengatakan pemerintah telah memutuskan mempertahankan penyalurannya dalam bentuk barang. Keputusan ini diambil sebagai tanggapan atas aspirasi dari berbagai pihak, terutama pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Meski begitu, Bahlil belum dapat memastikan apakah keputusan mengenai skema baru subsidi tersebut akan ditetapkan dalam kurun dua pekan ke depan seperti tenggat waktu yang semula diberikan Prabowo.