NEWS

Kemenperin: Nilai Pasar Industri Fesyen Lokal 2024 Lebih dari Rp125 T

Sektor ini belum masuk fase sunset.

Kemenperin: Nilai Pasar Industri Fesyen Lokal 2024 Lebih dari Rp125 TPekerja menyelesaikan pembuatan busana muslim di Banda Aceh, Aceh, Selasa (8/2/2022). ANTARA FOTO/Ampelsa
10 June 2024

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan bahwa nilai pasar domestik Industri Fesyen akan mencapai US$7,72 miliar atau lebih dari Rp125 triliun pada 2024.

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan proyeksi tersebut didasarkan pada tiga sektor utama, yakni apparel, aksesoris, dan alas kaki.

“Sektor industri fesyen diproyeksikan terus tumbuh per tahun rata-rata 4,26 persen hingga tahun 2029, dengan nilai pasar hingga US$9,6 miliar (Rp156,47 triliun),” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kemenperin, Senin (10/6).

Menurutnya, proyeksi ini nantinya masih bisa terus meningkat seiring dengan pertumbuhan sektor manufaktur nasional. Dengan demikian, para pelaku industri kreatif pun mendapatkan satu peluang besar untuk bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan merebut pasar domestik, di tengah persaingan produk impor.

“Saat ini terdapat 962.000 industri fesyen di dalam negeri, yang terdiri dari sektor tekstil, pakaian jadi, kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, yang mengalami kenaikan sebesar 12 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor tersebut tergolong padat karya, dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 1,6 juta orang,” kata Agus.

Dia juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan konsumsi pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya naik 7,02 persen secara tahunan pada kuartal II/2023.

“Pertumbuhan setinggi itu belum pernah dicapai, setidaknya sejak tahun 2010 atau 14 tahun terakhir,” katanya.

Bukti kekuatan

Agus juga menanggapi adanya pandangan bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tengah berada dalam fase sunset atau telah melewati masa kejayaannya.

“Saya khawatir narasi ini sengaja dibuat agar Indonesia tidak lagi memperhatikan atau mendukung industri tekstil nasional, sehingga kita lepas saja dimasukin oleh barang-barang impor,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa data survei Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada dua bulan terakhir sama sekali tidak menunjukkan situasi ini. Industri TPT justru memperlihatkan kinerja ekspansif.

Pada triwulan I/2024, industri TPT mulai menunjukkan perbaikan kinerja yang signifikan, yang PDB-nya mengalami pertumbuhan 2,64 persen secara tahunan.

Begitu juga secara kuartalan, yang mengalami peningkatan 5,92 persen dibandingkan dengan Q4/2023 yang terkontraksi -1,15 persen.

Performa positif ini juga ditunjukkan oleh capaian nilai ekspornya pada triwulan I/2024 yang mengalami peningkatan 0,19 persen atau US$2,95 miliar (Rp48,08 triliun).

Peran e-commerce

Lebih lanjut, Agus juga membahas soal peran e-commerce yang cukup signifikan dalam menopang peningkatan kinerja industri tekstil pada perekonomian negara.

Keberadaan e-commerce memudahkan masyarakat dalam mencari preferensi produk lokal turunan tekstil, seperti fesyen, sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini, pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan jumlah pelaku dan penjualan industri fesyen di Tanah Air.

Dengan catatan kinerja yang cukup baik pada kuartal pertama 2024 dan peran e-commerce yang bersar, Agus yakin industri fesyen mampu terus tumbuh pada era disrupsi seperti saat ini.

“Kolaborasi jenama lokal fesyen harus terus ditingkatkan agar ekosistem industri fesyen dalam negeri terus bergerak tumbuh dan berkelanjutan,” ujarnya.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.