Bengkel Terbatas, Konversi Kendaraan Listrik Minim Peminat
Target konversi tahun ini 50.000 unit.
Jakarta, FORTUNE – Realisasi konversi kendaraan listrik hingga kini masih minim peminat. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, salah satu penyebab masih minimnya permohonan konversi kendaraan listrik dikarenakan masih adanya keterbatasan bengkel resmi yang ditunjuk untuk menangani program tersebut.
Meksi begitu, Kementerian ESDM mengklaim program konversi ini tetap berjalan baik. Apalagi, dalam minggu ini rencananya bengkel yang ditunjuk akan bertambah tujuh lagi. “Kami in ikan mengelola APBN, administrasinya kan harus lengkap. Ini kelengkapan administrasinya nanti Kementerian ESDM akan menunjuk bengkelnya,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan, Dadan Kusdiana, dalam acara Powering Indonesia 2023, Rabu (10/5).
Saat ini, baru terdapat satu bengkel yang ditunjuk berada di Cipulir, Jakarta Selatan. Sementara itu, sudah ada sekitar 163 permohonan konversi. Angka ini masih jauh dari target pemohon yang ditetapkan sebanyak 50.000. “Mereka sudah membuktikan bahwa program ini berjalan … Nanti akan ada bengkel-bengkel yang punya akses di daerah,” ujarnya.
Tambahan bengkel
Bila bengkel bertambah tujuh artinya akan ada delapan bengkel yang bisa melayani permohonan konversi kendaraan listrik. Dengan ketersediaan delapan bengkel, diharapakan jumlah pemohon bertambah menjadi 35.000 unit. “Mudah-mudahan kalau makin luas, mungkin masyarakat juga lihat. Kalau sekarang saya ada di Semarang, kan bengkelnya belum ada, mungkin belum daftar, kami akan sosialisasi,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah meluncurkan program bantuan subsidi konversi motor listrik pada Selasa (4/5). Melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 tahun 2023, target penerima bantuan pemerintah pada 2023 mencapai 50.000 unit, namun tahun depan ditambah 150.000 unit dengan besaran bantuan untuk konversi sebesar Rp7 juta per unit.
Sementara, untuk mendukung program ini pemerintah akan mengadakan 22 bengkel konversi, dengan pengalaman yang memadai. Selanjutnya, diharapkan mereka mengadakan pelatihan, agar tak hanya jadi bengkel konversi, namun juga jadi tempat pengujian. “Sekarang dorong supaya mereka bisa lolos di dalam proses-proses sertifikasi,” kata Dadan.
Dampak positif
Kementerian ESDM, menyatakan program konversi akan memberi dampak positif pada peningkatan konsumsi listrik sebesar 15 Gigawatt per hour (GWh), penurunan emisi hingga 30.000 ton, dan pengurangan impor BBM sebesar 20.000 kiloliter, yang secara langsung menghemat devisa negara sampai US$10 juta.
Selain itu, dampak tambahan yang akan dihasilkan adalah penciptaan lapangan kerja baru yang berasal dari bengkel-bengkel konversi, serta kemunculan industri kompnen yang menunjang kegiatan konversi itu.