NEWS

Mengenal Heat Wave, Dampak, serta Cara Mencegahnya

Indonesia dinilai tak akan mengalami heat wave.

Mengenal Heat Wave, Dampak, serta Cara MencegahnyaIlustrasi musim panas. (Pixabay/stux)
03 May 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Beberapa waktu belakangan, suhu udara di Indonesia terasa lebih hangat dan menimbulkan rasa gerah ketika beraktivitas. Heat Wave atau gelombang panas di wilayah Asia Tenggara dan sebagian Asia, dituding jadi penyebabnya.

Mengutip laporan Washington Post, heat wave melanda negara-negara seperti Filipina, Laos, atau Bangladesh, pada bulan April lalu. Bahkan suhu tertinggi tercatat mencapai sekitar 46 derajat Celcius, di wilayah India. Filipina pun dikabarkan sampai harus menghentikan aktivitas belajar mengajar di sekolah.

Suhu panas yang terjadi di Indonesia beberapa waktu belakangan sering dianggap akibat dari gelombang panas ini, layaknya di Cina, India, maupun Thailand. Namun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut hal ini bukanlah sebagai penyebabnya.

Menurut BMKG, heat wave terjadi pada wilayah yang berada pada lintang menengah dan tinggi, sementara Indonesia terletak di garis khatulistiwa, jadi tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.

“Jika ditinjau secara karakteristik fenomena, maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, kita tidak termasuk ke dalam kategori heat wave, karena tidak memenuhi persyaratan sebagai gelombang panas,” kata Deputi Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Kamis (2/5). "Suhu panas terik harian yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari."

Penjelasan Heat Wave

Siloam Hospitals, melalui laman resminya, menjelaskan bahwa b

heat wave sebagai serangan cuaca ekstrem yang ditandai dengan peningkatan suhu udara dan berlangsung selama 5 hari berturut-turut atau lebih.

Badan Kesehatan Dunia (WHO), juga mengemukakan bahwa gelombang panas terjadi jika suhu maksimum suatu tempat mencapai setidaknya 40 derajat celcius atau lebih untuk dataran dan setidaknya 30 derajat celcius atau lebih untuk wilayah perbukitan.

Heat wave adalah kondisi cuaca yang tidak boleh disepelekan karena bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh.

Meski tidak terjadi di Indonesia, penting bagi setiap individu perlu mewaspadai fenomena cuaca ekstrem ini karena berisiko menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan, seperti dehidrasi, masalah kulit, hingga heatstroke.

Dampak pada tubuh

Saat heat wave melanda, ada beberapa dampak yang bisa terjadi pada tubuh manusia, bila terpapar fenomena ini.

  1. Dehidrasi
    Merupakan salah satu gejala heat wave yang terjadi karena tubuh mengeluarkan cairan lebih banyak dibandingkan dengan cairan yang masuk. Biasanya ditandai dengan mulut dan kulit kering, pusing, sangat haus, sampi frekuensi buang air kecil menurun.
  2. ISPA
    Infeksi saluran pernapasan akut adalah kondisi yang terjadi karena adanya infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan. Kondisi ini rentan terjadi selama heat wave karena perubahan cuaca yang ekstrem membuat sistem imun tubuh perlu beradaptasi secara drastis. Gejalanya, seperti batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sampai demam.
  3. Masalah kulit
    Tingginya suhu dan kelembapan udara saat heat wave bisa membuat kelenjar keringat mengeluarkan keringat lebih banyak, sebagai upaya mempertahankan suhu tubuh normal.
    Bila terjadi dalam jangka waktu lama, kondisi tersebut bisa menyebabkan kulit kering dan dehidrasi, hingga memperburuk kondisi seseorang yang memiliki masalah kulit, seperti dermatitis atopik atau eksim. Bahkan, terparahnya bisa menyebabkan kanker kulit.
  4. Gangguan mental
    Dehidrasi yang menjadi salah satu dampak dari heat wave diketahui dapat mengganggu fungsi kognitif serta membuat tubuh terasa lemas. Jika tidak ditangani dengan segera, kondisi ini dapat memperburuk suasana hati, memicu gangguan cemas, hingga menimbulkan perilaku agresif.
  5. Heatstroke
    Heatstroke adalah salah satu jenis hipertermia yang menjadi kondisi darurat medis karena berisiko menyebabkan kerusakan sistem saraf, koma, hingga kematian. Gejalanya, antara lain peningkatan suhu tubuh hingga 40 derjat Celsius, sesak napas, ruam pada kulit, kejang, sampai penurunan kesadaran.

Related Topics