NEWS

Mengenal Rasio Gini Mengatasi Kesenjangan Ekonomi Masyarakat

Penting sebagai acuan dalam mengatasi ketimpangan ekonomi.

Mengenal Rasio Gini Mengatasi Kesenjangan Ekonomi MasyarakatIlustrasi kemiskinan. (Shutterstock/WorldStockStudio)
18 January 2023

Jakarta, FORTUNE – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rasio gini Indonesia 0,381 pada September 2022, turun dari posisi sebelumnya di angka 0,384 pada Maret 2022. Artinya,  kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat pun menurun.

Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia pun menurun karena pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19, sehingga angka penduduk miskin pun juga mengalami penurunan.

Berdasarkan daerah tempat tinggalnya, rasio gini di perkotaan tercatat sebesar 0,402 pada September 2022, menurun dibandingkan pada enam bulan sebelumnya yang sebesar 0,403. Sementara, rasio gini di perdesaan terpantau sebesar 0,313. Angkanya turun 0,001 poin dibandingkan pada Maret 2022 yang sebesar 0,314.

Dengan demikian, rasio gini bisa memberikan gambaran tentang angka kesejahteraan maupun rerata ketimpangan ekonomi yang terjadi di suatu wilayah. Untuk memahami lebih jauh tentang rasio gini, berikut penjelasannya seperti yang dirangkum dari berbagai sumber.

Pengertian

Potret masyarakat miskin. (Flickr)

BPS sendiri mendefinisikan rasio gini sebagai indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pengeluaran secara menyeluruh. Hal ini berfungsi untuk melihat ketimpangan pendapatan atau pengeluaran penduduk di suatu wilayah.

Nilai rasio gini berkisar antara 0 hingga 1. Bila nilai rasio gini makin dekat 1, ini  mengindikasikan tingkat ketimpangan yang semakin tinggi. Sebaliknya, bila rasio gini mendekati ke 0 , maka menunjukkan adanya  pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap orang memiliki pendapatan yang kurang lebih sama. Dengan demikian, rasio gini diupayakan agar mendekati 0, untuk menunjukkan adanya pemerataan distribusi pendapatan antarpenduduk.

Berdasarkan Investopedia, rasio gini disebut juga indeks gini atau koefisien gini. Penghitungan ini dikembangkan oleh ahli statistik berkebangsaan Italia, yakni Corrado Gini pada tahun 1912. Sejak awal, rasio gini memang difungsikan untuk mengukur besaran ketidaksetaraan ekonomi, distribusi pendapatan, atau bahkan distribusi kekayaan di antara suatu populasi.

Pentingnya rasio gini

gelandangan yang sedang duduk di taman
ilustrasi gelandangan (unsplash.com/Raitis Krikis)

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.