NEWS

PPKGBK Ungkap Integrasi Kawasan Jadi Tantangan Utama Pengelolaan GBK

Pendapatan GBK di tahun 2023 mencapai Rp415 miliar.

PPKGBK Ungkap Integrasi Kawasan Jadi Tantangan Utama Pengelolaan GBKKawasan Gelora Bung Karno. (Unsplash/Dino Januarsa)
04 September 2024

Jakarta, FORTUNE – Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (GBK">PPKGBK) mengungkapkan mengungkapkan sejumlah tantangan besar dalam pengelolaan GBK menuju proses transformasi. Integrasi Kawasan seluas 279,1 hektare–dengan fasilitas olahraga, pemerintahan, dan komersial– menjadi salah satu tantangan utama. 

Direktur Utama PPKGBK, Rakhmadi Arif Kusumo, mengatakan dengan tantangan ini, pihaknya berupaya fokus dan memastikan para pengunjung bisa langsung terkoneksi dengan berbagai sarana transportasi publik seperti MRT, Transjakarta, maupun fasilitas shuttle di dalam kawasan.

Apalagi, saat ini jumlah pengunjung harian GBK di luar event, meningkat drastis sampai rerata 25.000 pengunjung per hari sehingga memerlukan akses transportasi yang memadai. Oleh sebab itu, sarana perpindahan pengunjung harus bisa menyatu dan memudahkan masyarakat.

“Karena aspek ini bisa memastikan pengunjung lebih nyaman untuk bisa beraktivitas di dalam komplek GBK. Kalau sudah lebih nyaman dalam berpindah, maka mereka tidak perlu lagi bawa mobil atau motor, dan hal ini akan membantu lingkungan jadi lebih baik,”  ujar Rakhmadi dalam media gathering, Selasa (3/9).

Selain integrasi antarkawasan, hal lain yang juga menantang menurutnya adalah optimalisasi pengelolaan aset negara yang bernilai Rp348 triliun dengan kepastian hukum yang jelas dan transparan. Dengan adanya kejelasa hukum pada setiap sarana di sekitar kawasan, maka pihak PPKGBK akan lebih leluasa untuk memaksimalkan potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari pengelolaan sarana tersebut.

“Pengembangan gedung baru, peningkatan standar internasional untuk venue, serta pengelolaan konvensi dan acara hiburan secara mandiri, adalah beberapa langkah konkret yang diambil untuk mencapai visi GBK sebagai pusat olahraga dan hiburan terintegrasi yang terbesar di Asia Tenggara,” ujar Rakhmadi.

Prioritas

Pembagian wilayah pengelolaan kawasan GBK.
Pembagian wilayah pengelolaan kawasan GBK. (dok. PPKGBK)

Dalam lima tahun terakhir, PPKGBK mengungkapkan ada sejumlah proses modernisasi dan peningkatan fasilitas yang dilakukan, termasuk di antaranya proses transformasi Jakarta Convention Centre (JCC) menjadi Gelora Convention Centre (GCC) yang nantinya akan dikelola secara mandiri dan jadi destinasi MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) utama di jantung Kota Jakarta.

“Pusat MICE di Jakarta yang ada di tengah kota hanya ada di kawasan GBK. Lainnya, kita mesti ke area Pekan Raya Jakarta (PRJ)-JIExpo, atau ICE BSD dan NICE yang sedang dibangun di Pantai Indah Kapuk,” kata Rakhmadi.

Pengelolaan pusat acara ini, menurutnya penting untuk mendukung berbagai penyelenggaraan acara seperti konser, pameran, sampai konferensi kenegaraan.

Dengan demikian, keberadaan pusat acara di GBK ini juga akan berdampak langsung pada reputasi Indonesia di mata dunia. “Ini yang utama untuk kami selamatkan, karena banyaknya perbaikan fisik maupun manajemen yang harus dilakukan, untuk meningkatkan pelayanan,” katanya.

Kinerja dan target

Acara Media Gathering PPKGBK, Selasa (3/9).
Acara Media Gathering PPKGBK, Selasa (3/9). (Fortuneidn/Bayu Satito)

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.