Tangani Bencana Banjir Jayapura, Kementerian PUPR Kerahkan Alat Berat
Ada 7.005 warga Kota Jayapura terdampak bencana.
Jakarta, FORTUNE – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menyiapkan sejumlah langkah penanganan darurat pasca bencana banjir dan tanah longsor di kota Jayapura, Papua, pada Kamis (6/1). Kementerian PUPR mulai mengerahkan alat berat untuk membersihkan sampah di sungai-sungai dan di ruas-ruas jalan yang terdampak.
Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR mengatakan, pihaknya mengerahkan 12 unit dump truck, 3 excavator mini, serta 2 excavator besar.
“Kami juga mendapatkan bantuan tambahan alat berat dari Kepolisian berupa 3 unit excavator besar dan 1 loader, serta 2 Dump Truck dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jayapura," katanya seperti tertulis di laman Kementerian PUPR (10/1).
Endra mengatakan bahwa Wakil Menteri PUPR, John Wempi Wetipo; bersama Direktur Sungai dan Pantai, Bob A. Lombogia; serta Direktur Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air, Adenan Rasyid; saat ini berada di Jayapura untuk memimpin langsung upaya penanganan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Rencana penanganan jangka pendek dan panjang
Menurut Endra, pengerahan alat berat ini terkait dengan penanganan jangka panjang dan pendek yang sudah direncanakan. Untuk jangka pendek, pihaknya akan segera menormalisasi 3 sungai, yakni Siborgonyi, Acai, dan Makanoay. Menurut tim PUPR, salah satu penyebab banjir adalah sedimentasi sungai dan penyumbatan sampah.
Selain itu,pihaknya juga akan melakukan pembersihan di beberapa ruas jalan yang terdampak banjir. Terdapat 4 ruas jalan nasional yang terdampak, yaitu Jl.Kelapa Dua , Abepura ruas Bts. Kota Jayapura/Kab. Keerom, ruas Jayapura – Sentani, dan Jalan Raya Abepura (Abepura).
"Saat ini semua ruas tersebut sudah dilakukan pembersihan dengan alat berat dan sudah dapat dilalui kendaraan dengan lancar," ujarnya dikutip dari laman Kementerian PUPR (10/1).
Sementara, untuk penanganan jangka panjang, KemenPUPR akan membangun sejumlah infrastruktur untuk konservasi air dan pengendalian banjir. "Di antaranya kami usulkan pembangunan kolam retensi di Kawasan Organda Baru, pembangunan parapet di Sungai Acay dan Sungai Siborgonyi, serta pembangunan checkdam di hulu Sungai Makanoay," ujar Endra.
Jumlah warga terdampak bencana
Terdapat sekitar 7.005 warga Kota Jayapura dilaporkan terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Mereka umumnya bermukim di empat distrik, yakni Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, dan Heram.
Melansir pemberitaan Antara (9/1), mereka yang terdampak bencana, sebagian besar enggan untuk mengungsi dan tetao memilih untuk tinggal di rumah masing-masing. “Namun ada dua lokasi yang menjadi tempat penampungan yang menampung warga yang mengungsi, yakni GOR Trikora sebanyak 198 orang dan Diklat Sosial hanya menampung 12 orang,” ujar Wakil Wali Kota Jayapura yang juga menjadi Ketua Tanggap Darurat Bencana Alam, Rustan Saru.
Rustan menyampaikan bahwa terdapat sekitar 105 orang yang sakit dan sedang dalam penanganan tim medis. Umumnya, penyakit yang diderita adalah infeksi saluran pernafasan, gatal-gatal, serta darah tinggi.
Kronologi bencana banjir
Bencana terjadi pada Jumat (7/1) dini hari, diawali dengan hujan deras yang mengakibatkan banjir dan merendam sejumlah wilayah. Selain itu, hujan lebat juga mengakibatkan tanah longsor dan menyebabkan 7 orang meninggal karena tertimbun serta 6 orang terluka dan harus menjalani perawatan medis.
Status tanggap darurat sudah diterapkan sejak Jumat. Ada pun bencana banjir terparah terjadi di Pasar Youtefam Perumahan Organ, SMA 4 Entrop, dan Perumnas IV. Sedangkan tanah longsor terjadi di empat lokasi, yakni Nirwana, Bhayangkara, APO Bengkel, dan Klofkam.
Saat ini, proses penanganan bencana banjir masih terus dilakukan Kementerian PUPR bekerja sama dengan tim gabungan dari BNPB, TNI, Polri, BPBD Provinsi Papua, Pemkot Jayapura, relawan, dan warga setempat.