NEWS

Tekan Impor, Jokowi Minta Produksi Kedelai Nasional Ditingkatkan

Komoditas kedalai tak menarik karena harga beli rendah.

Tekan Impor, Jokowi Minta Produksi Kedelai Nasional DitingkatkanPerajin menggiling kedelai di Primer Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Primkopti) Bangkit Usaha, Sanan, Malang, Jawa Timur, Selasa (13/9). (ANTARAFOTO/Ari Bowo Sucipto)
20 September 2022

Jakarta, FORTUNE – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta produksi kedelai nasional ditingkatkan. Upaya ini untuk menurunkan ketergantungan impor dan menjaga neraca produktivitas pangan. 

Menurut Syahrul, Jokowi tak menampik impor memang harus dilakukan. "Tapi sepanjang bisa ditanam mendiri secara maksimal, maka tanam sebanyak-banyaknya dan beli yang ditanam oleh rakyat, tentukan harganya agar rakyat bisa kembali tertarik menanam kedelai,” ujar Mentan seperti dikutip dari laman resmi Setkab, Selasa (20/9).

Selain meningkatkan harga beli di tingkat petani, pemrintah mendorong penanaman bibit varietas unggul dan memperluas lahan tanam kedelai.

Meningkatkan harga beli

Rapat terbatas kabinet membahas peningkatan produksi kedelai.
Rapat terbatas kabinet membahas peningkatan produksi kedelai. (dok. Setlab)

Salah satu faktor yang diperhatikan dalam peningkatan produksi kedelai yakni harga belinya yang masih rendah di tingkat petani. Menurut Mentan, rendahnya volume produksi kedelai per hektare disinyalir turut memicu para petani enggan menanam kedelai dan beralih ke jagung.

Oleh karena itu, pemerintah akan memberikan kepastian harga dengan menetapkan harga beli, salah satunya dengan mendorong badan usaha milik negara (BUMN) untuk membeli hasil panen para petani.

“Selama ini kedelai misalnya hanya [menghasilkan] 1,5 sampai 2 ton per hektare. Diharapkan kita bisa mendapatkan varietas yang mampu [berproduksi] di atas 3 sampai 4 ton per hektare,” katanya.

Bibit varietas unggul

Ratas kabinet.
Ratas kabinet. (dok. Setkab)

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.