Menhub Sebut TKDN Proyek Bus Listrik Merah Putih PT INKA Capai 50%
Menhub juga minta pengerjaan bus listrik dipercepat.
Jakarta, FORTUNE – Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, menyatakan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam pengerjaan Bus Listrik Merah Putih (BLMP) oleh PT Industri Kereta Api (INKA) sudah mencapai lebih dari 50 persen.
“Ini akan membuka ruang kerja baru bagi produk dalam negeri dan juga kesempatan bagi para akademisi di perguruan tinggi untuk melakukan riset dan inovasi, yang selama ini hanya bisa dilakukan di luar negeri,” ujar Budi Karya seperti dikutip dari laman resmi Kemenhub, Senin (18/7).
Menhub Budi Karya sangat mengapresiasi hal ini karena menunjukkan kecepatan riset dalam kerja sama Kemenhub dengan perguruan tinggi dalam negeri. Pencapaian ini, menurutnya, harus terus ditingkatkan guna memberi kesempatan dunia pendidikan mengeksplorasi kemampuan riset yang lebih mendalam.
Budi menyatakan, spesifikasi BLMP menggunakan komponen yang berasal dari beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Indonesia, sehingga TKDN dapat meningkat menjadi lebih dari 70 persen. Daya tempuhnya mencapai 160 km dan hanya memerlukan waktu 2,5 jam untuk proses charging hingga kembali siap beroperasi.
Kolaborasi riset mobil listrik
Budi mengatakan, saat ini proyek BLMP sudah bisa memproduksi 30 unit dan diharapkan ke depannya terus bertambah, sehingga penggunaan komponen dalam negeri pun bisa terus meningkat.
“Sekarang bisa 30 bus, nanti bisa 50, bisa 100, bahkan terus bertambah,” ujarnya saat meninjau PT INKA di Madiun.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah mendukung pendanaan riset yang dituangkan dalam bentuk karya yang terhilirisasi, seperti halnya pembangunan bus listrik dalam negeri. “Berikutnya kami memberikan kesempatan kepada dunia perguruan tinggi untuk turut serta dalam pengembangan transportasi kereta ringan atau LRT,” tuturnya.
Menhub minta produksi BLMP dipercepat
BLMP juga telah dipesan oleh DAMRI dengan sistem Buy The Service (BTS) untuk beberapa daerah, seperti Bandung dan Surabaya. Menhub pun meminta PT INKA untuk mempercepat pembangunan BLMP sebelum penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di bulan November.
Menurutnya, hal ini perlu diperhatikan agar masih ada waktu untuk perbaikan bila ada yang kurang, sebelum resmi digunakan. “Kita harus perhitungkan bus ini dengan suatu standar keselamatan yang baik,” kata Menhub.
Sekilas tentang BLMP
BLMP nanti akan digunakan pertama kali untuk event G20. Produksi mobil listrik ini merupakan penugasan oleh Kemenristekdikti kepada konsorsium Perguruan Tinggi dan PT INKA (Persero). PTN yang terlibat dalam pengerjaan bus G20, antara lain ITS Surabaya, UGM Yogyakarta, UNAIR Surabaya, ISI Denpasar.
Dengan optimalisasi dari riset , BLMP memiliki beberapa keunggulan, diantaranya dari sisi noise, suspensi, serta optimasi pengurangan berat kendaraan menjadi lebih ringan. Hal ini merupakan hasil pengembangan dari bus sebelumnya.