Siapa Nama Masa Kecil Paus Fransiskus? Simak Biografi Lengkapnya
Dikenal sebagai sosok yang sederhana
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia jadi momen yang memiliki kesan tersendiri. Diketahui Paus Fransiskus berkunjung selama tiga hari dari tanggal 3–6 September 2023 di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Paus Fransiskus juga melakukan kegiatan dialog antar umat beragama dan mengadakan misa kudus di Stadion Gelora Bung Karno.
Sebagai pemimpin Gereja Katolik tertinggi, Paus Fransiskus sangat dikenal sebagai sosok yang sederhana dan cukup aktif dalam menyuarakan perdamaian dunia.
Kira-kira siapa nama kecil Paus Fransiskus hingga perjalanan imannya? Simak biografi lengkapnya di bawah ini.
Biografi Paus Fransiskus
Nama asli Paus Fransiskus sekaligus nama masa kecilnya ternyata adalah Jorge Mario Bergoglio. Ia lahir pada tanggal 17 Desember 1936 di Buenos Aires dan putra dari pasangan Mario dan Regina Sivori.
Ayahnya, Mario, adalah seorang imigran asal Italia yang bekerja sebagai akuntan di industri kereta api. Ibunya juga dikenal sebagai sosok yang penyayang dan berdedikasi untuk membesarkan kelima anaknya.
Sebelum menjawab panggilan imannya, ia sempat menempuh pendidikan dan lulus sebagai teknisi kimia. Setelah itu, ia memilih jalan imamat dengan memasuki Seminari Keuskupan Villa Devoto.
Tepat pada tanggal 11 Maret 1958, Paus Fransiskus masuk novisiat Serikat Yesus.
Aktif dalam dunia pendidikan
Sepanjang perjalanan hidupnya, Paus Fransiskus juga dikenal memiliki semangat belajar yang tinggi.
Setelah masuk novisiat, ia berhasil menyelesaikan studi di bidang humaniora di Chili. Ia kembali ke Argentina pada tahun 1963 untuk mendapatkan gelar sarjana filsafat di Colegio de San José di San Miguel.
Tercatat dari tahun 1964 hingga 1965, Paus Fransiskus aktif mengajar bidang sastra dan psikologi di Immaculate Conception College di Santa Fé dan Colegio del Salvatore di Buenos Aires di tahun 1966.
Untuk memperdalam pengetahuannya, ia pun belajar teologi dan memperoleh gelar dari Colegio San José.
Paus Fransiskus kemudian ditahbiskan sebagai imam oleh Uskup Agung Ramón José Castellano pada tanggal 13 Desember 1969.
Satu tahun berikutnya, ia melanjutkan studi di Universitas Alcalá de Henares sampai tahun 1971.
Pada tanggal 22 April 1973, Paus Fransiskus mengucapkan kaul kekalnya bersama dengan rekan Yesuit lainnya.
Di Argentina, ia melanjutkan karyanya di bidang pendidikan sebagai seorang magister novis di Villa Barilari, profesor di San Miguel, dan rektor Colegio Máximo di Fakultas Filsafat dan Teologi.
Di tahun 1986, ia juga sempat pergi ke Jerman untuk menyelesaikan tesis doktoralnya.
Diangkat sebagai Uskup Agung Buenos Aires
Sebelum ditahbiskan sebagai paus, ia mengawalinya perjalanannya sebagai seorang uskup. Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Uskup Tituler Auca dan Uskup Pembantu Buenos Aires.
Kemudian, ia pun menerima pentahbisan uskup dari Kardinal di katedral pada 17 Mei 1992. Di tahun 21 Desember 1993, ia dipercayakan sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Agung.
Tepat pada 3 Juni 1997, Paus Fransiskus diangkat sebagai Uskup Agung Buenos Aires.
Tiga tahun kemudian pada Konsistoris 21 Februari 2001, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai kardinal dan memberikan gelar San Roberto Bellarmino.
Pemimpin yang dikenal sangat sederhana
Paus Fransiskus ternyata pernah ikut serta dalam Konklaf yang memilih Paus Benediktus XVI pada April 2005.
Beberapa tahun kemudian, Paus Fransiskus resmi terpilih sebagai pemimpin Gereja Katolik tertinggi dunia pada Konklaf Kepausan pada 13 Maret 2013.
Ia diangkat Paus Gereja Katolik ke-226 dan tercatat sebagai Paus pertama dari benua Amerika. Paus Fransiskus juga menduduki posisi sebagai kepala negara Vatikan.
Meskipun menjadi seorang pemimpin negara, ia dikenal sebagai sosok yang sederhana dan sangat menghidupi kaul kemiskinan Serikat Yesuit.
Kesederhanaannya juga banyak dijadikan sebagai teladan bagi semua kalangan.
Hal tersebut bisa dilihat dari pemilihan kendaraan yang dipakai oleh Paus Fransiskus ke Indonesia. Alih-alih memakai pesawat mewah, ia justru menaiki pesawat komersil bersama dengan rombongan wartawan.
Begitu tiba di Indonesia, Paus Fransiskus juga terlihat memakai mobil Innova dan cukup nyaman dan sederhana.
Selama tinggal di Indonesia, Paus Fransiskus juga lebih memilih untuk tinggal di Wisma Kedutaan Besar Vatikan.
Aktif dalam menjalankan misi perdamaian dunia
Tidak hanya aktif dalam dunia pendidikan, Paus Fransiskus juga seringkali menyuarakan pesan perdamaian dunia sebagai bagian dari misinya.
Ia sangat menunjukkan kepeduliannya pada kaum marginal dan terpinggirkan yang seringkali kurang mendapatkan perhatian, terutama perempuan dan anak-anak.
Di tahun 2019, Paus Fransiskus dan Sheikh Ahmed el-Tayeb, Imam Besar Al-Azhar menandatangani The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together.
Dokumen Abu Dhabi tersebut menegaskan untuk membangun perdamaian dan menciptakan kehidupan harmonis antar umat beragama di dunia.
Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia juga membawa pesan perdamaian, terlebih dalam memperkuat kerukunan antar umat beragama dengan mengedepankan dialog.
Dalam kunjungannya kali ini, Paus Fransiskus juga mengadakan pertemuan dengan kelompok agama dan pimpinan agama.
Hal tersebut juga kembali menegaskan bahwa perdamaian bisa diwujudkan dengan mengedepankan kerukunan antar umat beragama.
Lewat perjalanan dan sosok Paus Fransiskus yang sederhana bisa dijadikan sebagai teladan untuk tidak fokus dalam mencari hal-hal bersifat duniawi.
Sikapnya yang proaktif menyuarakan perdamaian juga membuat warga dunia untuk peka terhadap konflik yang sedang terjadi.
Selain itu, kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia dapat dimaknai sebagai simbol kerukunan antar umat beragama.