Kolaborasi dengan BRI Life, Prixa Tawarkan Layanan Kesehatan Praktis
Nasabah BRI Life mendapat layanan telekonsultasi berbasis AI
Jakarta, FORTUNE - Startup penyedia teknologi untuk industri kesehatan Prixa, baru-baru ini meluncurkan kolaborasi strategis dengan BRI Life. Sinergi ini memungkinkan seluruh nasabah BRI Life memanfaatkan kebaikan dari layanan Prixa yang mencakup teleconsultation yang terintegrasi dengan layanan kesehatan lain berbasis digital, termasuk Pharmacy Delivery, Online Scheduling, dan Laboratory Referral.
Usaha dan inovasi baru terus dikembangkan, baik dari sisi Prixa maupun BRI Life terwujud dalam aplikasi kesehatan digital FitAja!. Aplikasi ini hadir sebagai layanan terpadu dari seluruh asuransi di bawah naungan delapan BUMN Indonesia. Diluncurkan pada 25 Juli 2021, aplikasi ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan pasien dan keluarganya.
Berangkat dari tujuan yang sama, Prixa hadir dan ambil bagian dalam FitAja! dan siap berkontribusi memberikan dampak baik pada seluruh cakupan pelayanan kesehatan masyarakat maupun dunia asuransi secara lebih luas dan khusus.
Memberi kemudahan pelayanan kesehatan
CEO dan Co-founder Prixa, James Roring, mengatakan sinergi ini dilakukan dalam menghadapi disrupsi pelayanan kesehatan yang dipicu oleh pandemi Covid-19 .
“Kami menyambut baik kerja sama strategis dengan BRI Life, teknologi telemedis yang terintegrasi akan membuka jalan untuk peningkatan aksesibilitas masyarakat Indonesia terhadap akses pelayanan kesehatan dengan memberikan kemudahan untuk berkonsultasi dengan dokter tanpa harus mengunjungi langsung fasilitas kesehatan dan bisa diakses dengan beberapa sentuhan melalui gadget nasabah," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Fortune Indonesia, Senin (8/11).
Direktur Utama BRI Life, Iwan Pasila, mengatakan pihaknya berharap sinergi dengan Prixa melalui FitAja! ini dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang polis dan peserta BRI Life untuk memperoleh akses layanan medis secara digital, cepat, mudah, dan lebih efisien.
“Sesuai dengan tagline kami “Akses Kesehatan di Ujung Jari Anda”. Dengan memanfaatkan ekosistem kesehatan yang terus dikembangkan di dalam FitAja!, kami yakin dapat memberikan layanan yang lebih cepat, lebih mudah, dan lebih efisien, sebagai upaya kami untuk menjadi asuransi pilihan bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Pengelolaan kesehatan terpadu berbasis "Artificial Intelligence"
Masih rendahnya penerapan teknologi di dalam sektor kesehatan menjadi salah satu alasan mengapa Prixa didirikan oleh James Roring M.D. Resmi diluncurkan pada November 2019, perusahaan mencoba menerapkan teknologi, seperti artificial intelligence (AI) dan natural language processing (NLP), untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat umum berbentuk platform pengelolaan kesehatan terpadu berbasis AI.
Dengan teknologi AI dan NLP, platform Prixa memberikan layanan telemedis dan layanan perawatan primer dasar lainnya kepada pengguna. Kerja sama B2B seperti ini, kata James, akan terus dilanjutkan agar akses tersebut bisa dirasakan lebih banyak semua orang dan memanfaatkan layanan yang tersedia di Prixa.
“Kondisi pandemi di Indonesia yang menyebabkan peningkatan signifikan kasus Covid-19 di pertengahan 2021 telah membuat Prixa mengalami pertumbuhan cukup baik terutama pada penggunaan layanan telemedis untuk semua basis penggunanya. Saat ini, sektor kesehatan mulai memasuki era disrupsi digital. Pasien kini dapat berkonsultasi dengan dokter dan mengakses layanan kesehatan lain melalui berbagai aplikasi seluler,” ujarnya.
Jalin kolaborasi strategis
Sebelumnya, Prixa meresmikan kolaborasi strategis melalui penandatanganan nota perjanjian bersama Alfamart dan Digital Avatar (DAV), perusahaan media placement luar ruang yang menawarkan media placement multifungsi dua arah. Kolaborasi ketiga perusahaan ini berupa akses pelayanan kesehatan melalui sistem periksa kesehatan tepat berbasis AI, yang merupakan salah satu pilar platform manajemen kesehatan terpadu Prixa, di perangkat interaktif pintar DAV yang tersebar di berbagai gerai Alfamart di Indonesia.
Selain mitra B2B, sebelumnya Prixa juga menjalin kemitraan B2G dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Perusahaan menjadi aset dan salah satu filter awal untuk deteksi dan langkah penanggulangan pandemi Covid-19 untuk 50 juta warga setempat.
Baru-baru ini, Prixa pendanaan tambahan sebesar US$3 juta atau sekitar Rp42 miliar, dipimpin oleh MDI dan TPTF dengan partisipasi dari investor yang telah ada termasuk Siloam Hospitals Group. Pendanaan ini akan digunakan untuk memperluas jangkauan platform dan basis pengguna Prixa, mendukung basis pelanggan B2B Prixa.
Prixa berfokus pada pelayanan pengguna jasa kesehatan yang mencakup perusahaan asuransi, korporasi, dan entitas pemerintah. Saat ini Prixa melayani sekitar 10 juta pengguna dengan tujuan mengurangi biaya klaim dan biaya perawatan kesehatan mereka. Prixa berusaha untuk memberikan perawatan kesehatan secara paradigmatis melalui pendekatan perawatan terkelola (managed-care).