Pemulihan Pasar Kerja Global Lambat, ILO Ramal 207 Juta Orang Nganggur
Omicron turut memperlambat pemulihan pasar kerja.
Jakarta, FORTUNE - International Labour Organisasi (ILO) memprediksi pasar kerja global akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari perkiraan sebelumnya. Tingkat pengangguran akan tetap di atas kondisi sebelum Covid-19, hingga setidaknya 2023. Hal ini dipengaruhi ketidakpastian tentang arah dan kapan pandemi berakhir. Sekitar 207 juta orang diperkirakan menganggur sepanjang 2022.
Dalam laporan “World Employment and Social Outlook 2022” yang dirilis ILO pada Senin (17/1) menyebutkan, jumlah lapangan kerja pada tahun 2022 diperkirakan berkurang 52 juta, lebih sedikit dibandingkan tingkat sebelum pandemi. Situasi tersebut akan berlanjut hingga tahun 2023, di mana masih akan ada sekitar 27 juta pekerjaan dibandingkan dengan kondisi pra-pandemi.
Ada Omicron, prospek pasar tenaga kerja memburuk
Prospek pasar tenaga kerja global telah memburuk sejak proyeksi terakhir ILO. "Kembalinya kinerja pra-pandemi kemungkinan akan tetap sulit dipahami di sebagian besar dunia selama tahun-tahun mendatang," kata ILO.
Direktur Jenderal ILO Guy Ryder, mengatakan kepada media, bahwa ada banyak faktor di balik revisi terbaru dalam laporan. Menurutnya, faktor utama adalah pandemi yang berkelanjutan dan varian virus corona, terutama omicron.
Kecepatan pemulihan bervariasi di seluruh wilayah. Wilayah Eropa dan Amerika Utara menunjukkan tanda-tanda yang paling menggembirakan. Sementara Asia Tenggara dan Amerika Selatan tertinggal.
Meskipun demikian, proyeksi defisit jam kerja untuk tahun 2022 menunjukkan perbaikan selama dua tahun terakhir. Pada tahun 2021, ILO memperkirakan ada sekitar 125 juta pekerjaan lebih sedikit daripada tingkat pra-pandemi dan pada tahun 2020 sebanyak 258 juta lebih sedikit.
Secara keseluruhan, sekitar 207 juta orang diperkirakan menganggur sepanjang tahun 2022. Laporan ILO mengatakan, bahwa dampaknya akan jauh lebih besar karena banyak orang telah meninggalkan angkatan kerja dan belum kembali.
Dampak terhadap perempuan
Dari kelompok pengangguran itu, ada sejumlah besar perempuan ikut terdampak. Pasalnya, mereka sering kali ditarik ke dalam pekerjaan rumah yang tidak dibayar, seperti mengajar anak-anak selama penutupan sekolah atau merawat anggota keluarga yang sakit.
Laporan ILO memperkirakan, bahwa dampak pandemi Covid-19 yang tidak proporsional pada pekerjaan perempuan akan berkurang di tahun-tahun mendatang. Namun, kesenjangan yang cukup besar akan tetap ada.
Ada beberapa indikasi anekdot bahwa mereka (para perempuan) tidak kembali dalam jumlah yang sama dan dalam porsi yang sama seperti yang dilakukan pria. "Ini yang akan menimbulkan kekhawatiran, bahwa efek Covid-19 berakibat negatif dalam jangka panjang pada gender di tempat kerja," kata Ryder.
Sejumlah orang yang telah meninggalkan angkatan kerja, melakukannya secara sukarela sebagai bagian dari fenomena yang disebut pengunduran diri massal oleh beberapa ekonom. Ryder mengatakan, fenomena itu tampaknya lebih menonjol di sektor kesehatan dan healthcare. Oleh sebab itu, ILO menyarankan perlu meninjau ulang dan berinvestasi lebih jauh di bidang-bidang kegiatan ekonomi tersebut.