Erick Thohir Dorong Pertamina Terus Kembangkan Digitalisasi dan Riset
Riset dan pengembangan penting untuk kemajuan perusahaan.
Jakarta, FORTUNE – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, saat ini dunia bisnis dituntut untuk terus berinovasi, termasuk Pertamina. Salah satu inovasi yang harus dilakukan perseroan migas negara itu, kata dia, melakukan pengembangan pada digitalisasi serta Research and Development (R&D). Sebab, itu menjadi kunci kesuksesan perusahaan kelas dunia.
"Banyak sekali perusahaan dunia yang tadinya bergantung pada sumber daya alam tergeser ke teknologi. Sekarang perusahaan energi global di Top 10 tinggal Aramco, selebihnya sudah diduduki oleh technology company dan invesment company. Ini artinya, meski Pertamina merupakan perusahaan energi, tapi bidang research and development (R&D) untuk digitalisasi menjadi sangat penting agar bisnis terus berkembang," ujar Erick dalam keterangannya, Minggu (12/9).
Pascarestrukturisasi, Pertamina berkomitmen untuk terus berinovasi, salah satunya dengan menghadirkan Pertamina Integrated Command Center (PICC). Inovasi teknologi berbasis digital tersebut hadir untuk menyajikan data secara realtime guna mendukung peran strategis perseroan sebagai integrator seluruh lini bisnis dari aspek operasional dan komersial.
"Dengan adanya fasilitas ini (PICC), Pertamina bisa menerapkan satu strategi secara menyeluruh demi memberikan efisiensi sekaligus mengurangi kemungkinan adanya penyalahgunaan wewenang, sehingga akuntabilitas Pertamina Group tetap terjaga," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.
1. Fungsi PICC milik Pertamina
PICC merupakan pusat big data Pertamina yang memiliki 4 fungsi yakni pertama sebagai integrator dan koordinator atas aktivitas memonitor operasional, baik yang bersifat core, critical maupun supporting process. Kedua, PICC akan menjadi single source of truth yang diperlukan baik di lingkungan internal Pertamina Group dengan data terintegrasi.
Lalu ketiga, PICC berfungsi melakukan analisa data menjadi infomasi, mendeteksi data, anomali, menguji kehandalan data serta menyusun executive summary dan rekomendasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Yang keempat, PICC merupakan sistem yang memilki otoritas untuk menindaklanjuti keadaan anomali yang ditemukan sekaligus memberikan rekomendasi bagi top manajement Pertamina Group.
2. Data PICC bisa dijadikan rujukan kebijakan
Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, juga menyatakan bahwa dengan adanya command center akan memperbaiki tahapan pekerjaan seluruh lini bisnis Pertamina. Karena itu, ia meminta seluruh manajemen holding dan subholding mulai belajar membuat keputusan dari data.
"Ini terobosan yang sangat bagus dan harus terus dikembangkan untuk tujuan efisiensi. Kita bisa memanfaatkan semua data untuk membuat kebijakan yang tepat. Dewan komisaris akan sering datang untuk bertukar pikiran dan melihat perkembangannya," kata dia.
3. Pertamina Kejar nilai pasar US$100 miliar
Setelah menuntaskan proses restrukturisasi melalui penandatanganan sejumlah dokumen legal (legal end-state) awal september lalu, Pertamina mengukuhkan tekadnya untuk mencapai nilai pasar US$100 miliar dan Global Energy Champion pada tahun 2024.
Ahok menyampaikan optimismenya dalam restrukturisasi Pertamina, termasuk transformasi SDM baik di Holding maupun Subholding. Selain dukungan performa Manajemen dan SDM yang berkualitas, Pertamina juga terus mengembangkan bisnis proses yang terdigitalisasi, antara lain melalui Pertamina Integrated Command Center, digital signature, digitalisasi SPBU, dan aplikasi MyPertamina.
“Kita bersyukur, saya ditugaskan di sini dengan rekan dewan komisaris, kita telah berhasil meyakinkan kerjasama dengan baik dengan direksi. Sekarang sudah ada procurement secara digitalisasi kita kontrol dengan baik, kita juga sudah ada tanda tangan disposisi digital jadi kita bisa bebas bekerja di mana-mana dan Pertamina sangat baik,” ujarnya.