Hasil Evaluasi Kemenhub Soal LRT Jabodebek: 4 Ganguan Utama Ditemukan
Penanganan ditargetkan selesai September hingga Oktober.
Jakarta, FORTUNE- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam evaluasi LRT Jabodebek ditemukan empat gangguan utama dan sedang diupayakan perbaikan. Sejak diresmikan pengoperasiannya pada 28 Agustus 2023 sampai dengan 6 September 2023, sebanyak 331.947 orang sudah menggunakan LRT Jabodebek.
Terkait dengan evaluasi tersebut, juru bicara Kemenhub, Adita Irawati, menjelaskan saat ini proses tindak lanjut oleh para pemangku kepentingan terkait masih terus berlangsung di bawah pengawasan langsung dari Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).
“Ada empat gangguan utama yang telah kami terima laporannya, yaitu terkait pintu kereta, layar informasi penumpang, kelistrikan, hingga sistem operasi,” kata Adita lewat keterangannya, Kamis (7/9).
Proses tindak lanjut oleh pemangku kepentingan terkait, seperti Inka dan Divisi LRT Jabodebek dari PT KAI, masih terus berlangsung di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
“Penanganan ditargetkan selesai awal September hingga akhir Oktober,” ujarnya.
Baru 12 rangkaian LRT yang dioperasikan
Adita mengatakan kini terdapat 12 rangkaian kereta (trainset) yang dioperasikan dan siap melayani penumpang.
Jumlah rangkaian kereta ini secara bertahap akan ditambahkan hingga keseluruhan rangkaian kereta yang berjumlah 31 dioperasikan, dengan formasi 27 rangkaian dioperasikan untuk melayani penumpang, 2 rangkaian dilakukan perawatan berat, dan 2 rangkaian disiagakan sebagai cadangan.
“Dengan jumlah rangkaian tersebut, untuk saat ini LRT Jabodebek akan dioperasikan dari pukul 05.00 WIB hingga 18.58 WIB dengan headway 10-20 menit,” kata Adita.
Kendati demikian, Adita optimistis ke depannya LRT Jabodebek dapat dioperasikan sesuai pola operasi ideal serta jam operasi lebih lama dan headway hingga 4-8 menit ketika keseluruhan rangkaian kereta sudah dijalankan secara bertahap.
Promo LRT September usai
Terkait tarif promosi Rp5.000 yang saat ini diberlakukan, Adita menjelaskan promo ini masih berlaku hingga 30 September 2023.
Setelah September, pemerintah akan memberlakukan skema tarif maksimal Rp20.000 untuk seluruh lintas pelayanan LRT Jabodebek. Meski demikian, dia tetap membuka opsi untuk pemberlakuan promo dengan skema lain jika ada masukan ke depannya.
Adita berharap subsidi PSO dan tarif promo yang diberikan oleh DJKA Kementerian Perhubungan pada tarif LRT Jabodebek ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
“Semoga kehadiran LRT Jabodebek dengan tarif yang sudah disubsidi ini dapat memberikan alternatif moda transportasi kepada masyarakat sehingga tidak bergantung kepada kendaraan pribadi,” kata Adita.