Menparekraf Sebut Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur Masih Dikaji
Kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur sebabkan polemik.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memastikan harga tiket masuk ke Candi Borobudur, khusus untuk wisatawan nusantara atau lokal, tidak mengalami kenaikan. Apalagi saat ini keadaan ekonomi sedang dalam keadaan berat, seperti biaya hidup yang semakin tinggi sampai harga bahan pokok naik.
Menurutnya perubahan harga tiket ini perlu dikaji lebih mendalam.
"Masyarakat baru saja keluar dari pandemi. Pariwisata yang baru saja melihat kembali ekonomi yang baru saja bangkit kembali. Kami sangat mengerti dan juga ingin meluruskan bahwa tiket wisatawan nusantara itu tidak mengalami kenaikan," katanya dalam Weekly Press Briefing, Senin (6/6).
Hingga saat ini pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) masih menyediakan tiket reguler untuk wisatawan umum Rp50.000. Kemudian tiket untuk wisatawan anak Rp25.000, wisatawan mancanegara US$25, serta wisatawan mancanegara anak US$15.
Wacana penjualan tiket wisatawan nusantara Rp750.000 serta US$100 untuk wisatawan asing merupakan harga khusus untuk yang ingin naik ke Candi Borobudur.
Nantinya, kajian ulang tersebut tidak hanya akan mengevaluasi kenaikan harga tiket masuk ke Candi Borobudur, tetapi juga akan disandingkan dengan biaya masuk ke tujuan wisata dunia lainnya seperti Angkor Wat, Machu Picchu, dan Piramida.
Sandi memastikan kebijakan kuota dan harga masih dalam pembahasan lintas kementerian dan lembaga. PT TWC selaku pengelola juga tengah menyiapkan prosedurnya.
"Dan sebagai frontline, TWC sedang menyiapkan SOP ke depan. Harapannya kita tidak terlalu reaktif menanggapi. Kita kumpulkan dan tentu menjadi landasan kajian kita ke depan sehingga pariwisata tidak akan terganggu. UMKM, pedagang jangan khawatir. Kita akan perhatikan," ujarnya.
Bakal ada kebijakan kuota
Dirinya juga membeberkan hasil laporannya. Beberapa tahun terakhir terjadi keausan atau pengikisan dari batu-batu di Borobudur, bahkan sudah dalam taraf degradasi yang drastis.
Ia mengatakan Candi Borobudur merupakan peninggalan atau warisan budaya nenek moyang. Oleh karenanya generasi saat ini perlu dipastikan dapat menjaga warisan tersebut dan membuat wisata yang terletak di Kabupaten Magelang itu ramah lingkungan.
"Khusus mengenai kebijakan kuota dan harga khusus tersebut tentunya akan di sesuaikan dari kajian lintas kementerian lembaga dan akan juga melibatkan stakeholders," kata Sandiaga.
Menurutnya, pembatasan kuota ini merupakan sebuah keniscayaan. Sebab, carrying capacity atau daya dukung Candi Borobudur sangat terbatas, yakni hanya bisa dikunjungi 1.200 orang per hari.
Kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur
Sandiaga mengatakan aktivitas pariwisata di Borobudur mulai menggeliat seiring dengan pandemi yang terkendali dengan peningkatan kunjungan yang didominasi wisatawan domestik. Sementara, jumlah wisatawan mancanegara masih 10 persen dari total kunjungan.
"Saat hari Waisak, di Borobudur semakin banyak reservasi hotel (dan) peminjaman mobil yang membangkitkan UMKM di Borobudur," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Magelang mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur mencapai 3,66 juta pada 2018.
Angka tersebut naik menjadi 3,75 juta pada 2019, lalu turun menjadi 965.699 pada 2020. Sepanjang 2021 hingga 2022, kawasan Candi Borobudur mengalami buka-tutup mengikuti kondisi pandemi Covid-19. Kawasan ini kembali dibuka pada Juni 2020 dengan sejumlah pembatasan.