NEWS

Menperin Ungkap Penyebab Porsi Susu Impor Capai 80 Persen

Baru 20 persen kebutuhan susu dipenuhi dari peternak lokal.

Menperin Ungkap Penyebab Porsi Susu Impor Capai 80 PersenIlustrasi susu sapi murni. (Pixabay/Couleur)
12 November 2024

Fortune Recap

  • Produksi susu segar dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 20 persen kebutuhan industri pengolahan susu nasional.
  • 80 persen kebutuhan bahan baku susu nasional harus diimpor, menunjukkan ketergantungan besar terhadap pasokan dari luar negeri.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap kian lebarnya kesenjangan antara ketersediaan bahan baku susu segar dalam negeri (SSDN) dan kebutuhan industri susu nasional yang sebagian besar masih harus dipenuhi dari impor.

Dia menyebutkan bahwa saat ini produksi susu segar dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 20 persen kebutuhan Industri Pengolahan Susu nasional, atau setara dengan 750.000 ton.

"Dari jumlah tersebut, sekitar 530.000 ton bahan baku susu segar dipasok oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia, yang mencakup 59 koperasi dan 44.000 peternak. Kualitas susu mereka telah memenuhi standar yang dibutuhkan industri," kata Agus dikutip dari keterangannya, Senin (11/11).

Namun, 80 persen kebutuhan bahan baku susu nasional tetap harus diimpor, yang menunjukkan ketergantungan besar terhadap pasokan dari luar negeri.

Agus juga menyoroti perbedaan laju pertumbuhan antara produksi SSDN dan industri pengolahan susu. Industri pengolahan susu nasional mampu tumbuh rata-rata 5 persen per tahun, sedangkan pertumbuhan produksi susu segar dalam negeri rata-rata 0,9 persen per tahun. Hal ini menyebabkan sebagian besar kebutuhan susu dalam negeri dipenuhi oleh impor, karena kesenjangan antara bahan baku SSDN dan impor semakin besar.

“Agar gap tersebut tidak semakin besar, kami berharap kepada Kementerian Pertanian sebagai pembina peternak sapi perah untuk dapat melakukan pembinaan dari mulai pemerahan, penyimpanan, dan penanganan agar dapat memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan industri,” kata Agus.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada Agustus 2024, impor susu bernilai US$94,49 juta, meningkat 21,19 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan 21,12 persen secara tahunan.

Pasokan susu impor ini mayoritas berasal dari Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Australia, yang mempertegas ketergantungan terhadap sumber susu luar negeri.

Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam memperkuat posisi peternak lokal, Agus menyatakan bahwa pihaknya sangat mendukung kebijakan wajib serap SSDN oleh industri pengolahan susu (IPS) sebagai bahan baku.

"Langkah ini membuktikan keberpihakan pemerintah kepada para peternak rakyat," ujarnya.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.