MLFF Tak Kunjung Diterapkan, Pemerintah Hungaria Ingatkan Ini ke RI
Proyek investasi langsung dari Hungaria.
Fortune Recap
- Duta Besar Hungaria menyatakan penundaan proyek ini berdampak pada hubungan bilateral dan ekonomi mereka.
- Investasi senilai US$300 juta dari Hungaria untuk proyek MLFF masih menunggu realisasi.
Jakarta, FORTUNE – Implementasi sistem pembayaran nontunai nirsentuh berbasis multi lane free flow (MLFF) yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan mempercepat transaksi di Jalan Tol Indonesia hingga kini belum terealisasi, meskipun kesepakatan telah ditandatangani pada awal 2021. Kondisi ini memicu reaksi dari pihak Hungaria selaku investor dalam proyek tersebut.
Duta Besar Hungaria untuk Indonesia, Timor Leste, dan Asean, Lilla Karsay, menyampaikan bahwa kondisi ini ke depannya bakal berdampak pada relasi bilateral dan diplomatik Hungaria dan Indonesia.
"Memang kami harus mempertimbangkan adanya perbedaan budaya, termasuk konsep waktu. Meski begitu, 3 tahun adalah waktu yang cukup lama,” kata dia saat konferensi pers di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (6/11).
Proyek MLFF ini merupakan investasi langsung asing dari Hungaria senilai US$300 juta atau sekitar Rp4,5 triliun yang didanai oleh dana publik Hungaria. PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) menjadi Badan Usaha Pelaksana (BUP) program MLFF setelah memenangkan tender sesuai dengan Surat Menteri PUPR Nomor: PB.02.01-Mn/132 tertanggal 27 Januari 2021.
Dengan alokasi dana yang sebesar untuk proyek ini, Karsay tak menampik bahwa penundaan ini telah mempengaruhi perekonomian mereka.
"Anggaran ini adalah uang dari pembayar pajak warga Hungaria, dan meskipun krisis ekonomi telah terjadi akibat pandemi Covid-19 dan konflik global, kami belum menarik dana ini kembali ke Hungaria. Ini menunjukkan komitmen kami terhadap proyek ini," kata Karsay.
Penundaan ini, menurut Karsay, tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga berpengaruh pada hubungan bilateral di antara kedua negara.
"Hubungan diplomatik adalah sesuatu yang perlu kami pikirkan. Skenario terburuk adalah proyek ini batal, meski kami tidak menginginkannya," ujarnya.
Hungaria, kata Karsay, yang dikenal dengan sikap teguhnya dalam komitmen internasional, tetap berharap proyek ini dapat segera berjalan. Hal ini dibuktikan dengan terus mempertahankan perwakilannya di Indonesia.
"Kami menantikan untuk bekerja sama dengan pemerintahan baru di Indonesia dan perwakilan lainnya, termasuk dengan Bapak Prabowo Subianto dan pemangku kepentingan terkait," katanya,
Oleh karena itu, Karsay menegaskan bahwa Hungaria siap mendukung hingga proyek ini selesai dan resmi dioperasikan.
RITS sudah realisasikan setengah komitmen investasi
Sementara itu, Direktur RITS, Renaldi Utomo, mengatakan dalam perjalanannya selama beberapa tahun di Indonesia perseroan telah menghabiskan setengah dari total komitmen investasi pada proyek MLFF.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa realisasi investasi tersebut digunakan pengadaan sistem, barang terkait, serta pengembangan lanjutan sesuai arahan yang disampaikan oleh pemerintah Indonesia, yakni menambah keamanan sistem dari potensi kerugian dengan mengimplementasikan barrier.
Oleh karena itu, RITS menyatakan kesiapan untuk menjalankan proyek ini.
"Pemerintah hanya perlu menentukan ruas tol yang ingin diterapkan dan kapan mau diterapkan," kata Renaldi.
Pemerintah telah menetapkan proyek MLFF sebagai Proyek Strategis Nasional atau PSN pada Mei 2024, berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2024 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional.
Status tersebut diberikan lantaran proyek tersebut dinilai memerlukan koordinasi dengan beberapa otoritas dan lembaga keuangan.
Renaldi mengaku belum mendapatkan kemudahan terkait status tersebut. Namun, ia menekankan pihaknya masih berkomitmen untuk melanjutkan proyek MLFF sampai akhirnya diserahkan ke pemerintah.
Sebelumnya, sistem pembayaran tol telah mengadopsi sistem MLFF ini sejak 12 Desember 2023, yang diuji coba di jalan tol Mandara Bali oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Sistem MLFF ini diterapkan secara bertahap dimulai dari jalan tol Mandara Bali pada Oktober 2024. Selama masa transisi ini, sistem yang digunakan adalah single lane free flow dengan tetap menggunakan pembatas.