Sumitomo Masuk Proyek PLTA Senilai US$17,8 Miliar di Kalimantan Utara
PLTA Kayan diproyeksikan menjadi yang terbesar di ASEAN.
Jakarta, FORTUNE - PT Kayan Hydro Energy menjalin hubungan kerja sama dengan Sumitomo Corporation, perusahaan asal Jepang yang salah satu bisnisnya bergerak dalam bidang energi dan juga investasi di Indonesia di bidang kelistrikan. Keduanya menjalin kerja sama dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade di Kalimantan Utara (Kaltara).
PLTA tersebut diproyeksikan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Untuk pembangunannya, PLTA Kayan Cascade membutuhkan investasi US$17,8 miliar.
“PLTA Kayan Cascade merupakan integrated power source yang diharapkan dapat melistriki kawasan industri di Tanah Kuning di Kalimantan Utara dan diharapkan ini juga menjadi integrated economic zone,” kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara peluncuran Kerja Sama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade antara PT Kayan Hydro Energy dan Sumitomo Corporation di Jakarta, Kamis (6/10).
Airlangga mengatakan PLTA Kayan Cascade telah menjadi perhatian Presiden Joko Widodo, dan ini menjadi bagian dari komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Pemerintah juga menargetkan 23 persen dari keseluruhan sumber energi di Indonesia berasal dari renewable energy pada 2026.
Kapasitas PLTA Kayan Cascade
Kapasitas PLTA Kayan Cascade pada tahap pertama direncanakan sebesar 900 Megawatt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW. Tahap pertama ditargetkan selesai pada 2026. Sementara itu, tahap kedua hingga tahap kelima masing-masing akan memakan waktu 2 hingga 3 tahun dari tahap pertama.
Airlangga menyatakan pengembangan energi dan industri berbasis hijau terus didorong karena sangat diperlukan sebagai sumber energi di masa mendatang yakni green energy dan juga diperuntukkan bagi berbagai smelter berbasis green power.
“Oleh karena itu, saya berharap dengan menggandeng Sumitomo Corporation, maka tentunya bisa juga menggandeng berbagai industri hilir lainnya. Pemerintah juga mengharapkan kerja sama ini dapat direalisasikan,” ujar Airlangga.
Progres pembangunan PLTA
Proyek ini telah berjalan sejak 2011 dan telah melengkapi semua perizinan yang diperlukan. Pada saat ini, Kayan Hydro Energy tengah melakukan pembangunan infrastruktur awal bendungan di Sungai Kayan.
Diperkirakan pada 2023 akan dilanjutkan untuk membangun infrastruktur pendukung bendungan dan bangunan pengelak (Diversion Channel) bendungan yang menjadi anak tangga pertama dalam tangga Cascade.
Manajer Operasional Kayan Hydro Energy Rony menjelaskan pihaknya telah melakukan pekerjaan jalan kurang lebih 75 persen dan terus berlanjut dan ditargetkan akan selesai pada awal tahun depan.
Langkah selanjutnya adalah proses peledakan pengerjaan diversion channel. “Terkait diversion channel, ada izin yang harus diselesaikan antara lain izin pembangunan gudang. Adapun P3 (Izin Pemilikan, Penguasaan, dan Penyimpanan Bahan Peledak) sudah diselesaikan pada Agustus 2022 dari Mabes Polri,” ujarnya.
Saat ini Kayan Hydro sedang mengurus izin Pembelian dan Penggunaan (P2) barang peledak. Kayan Hydro sudah selesai mendapatkan rekomendasi dari Polres dan Polda Kalimantan Utara pada 4 Oktober 2022. Saat ini pihaknya sedang dalam proses menunggu keluarnya izin P2 dari Mabes Polri.