Burhanuddin Abdullah dan Andi Arief Jadi Komisaris PLN, Ini Profilnya
Burhanuddin dan Andi diangkat dalam RUPS PLN, Senin (22/7).
Fortune Recap
- Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat Burhanuddin Abdullah sebagai Komisaris Utama PT PLN (Persero) menggantikan Agus Martowardojo
- Pengangkatan Andi Arief sebagai komisaris Independen juga dikonfirmasi oleh Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra
Jakarta, FORTUNE - Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat Burhanuddin Abdullah sebagai Komisaris Utama PT PLN (Persero) menggantikan Agus Martowardojo dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN pada Senin (22/7). Selain Buhanuddin, Erick juga mengantkat politkus partai Demokrat Andi Arief sebagai komisaris Independen dalam kesempatan yang sama.
Pengangkatan Burhanuddin Abdulah dan Andi Arief dikonfirmasi melalui pernyataan Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Secara khusus, Herzaky juga berharap Andi dapat menjalankan tugasnya sebagai komisaris PLN dengan baik, dan turut mengawal PLN untuk menjadi salah satu badan usaha milik negara (BUMN) yang memiliki kinerja baik, transparan, serta akuntabel.
“Kami terus doakan agar beliau sukses, bisa bertugas dengan sebaik-baiknya untuk ikut mengawal PLN sebagai salah satu BUMN dengan kinerja baik,” kata Herzaky seperti dikutip Antara.
Selain pengangkatan dua komisaris tersebut, RUPS juga menerima Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan PLN tahun Buku 2023. Dalam RUPS tersebut, Pemerintah mengapresiasi upaya PLN selama tahun 2023 yang kembali mencetak kinerja terbaik sehingga mampu berkontribusi dengan dividen bagi negara sebesar Rp3,09 triliun atau mencapai satu setengah kali dari target yang ditetapkan.
Selain kontribusi ke negara melalui setoran dividen yang mencapai Rp3,09 triliun, PLN juga sukses berkontribusi melalui Pendapatan Pajak (pajak penghasilan, PPN, bea materai, bea masuk, pajak daerah & retribusi daerah) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai Rp52,57 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pada RUPS tahun ini PLN melaporkan Kinerja Keuangan Tahun Buku 2023 di mana transformasi PLN kembali sukses menghadirkan kinerja terbaik. Laba PLN meningkat 53,12 persen Year on Year (YoY) dari Rp14,41 triliun pada 2022 menjadi Rp22,07 triliun pada 2023.
Kinerja keuangan apik PLN ditopang pertumbuhan penjualan listrik 2023 yang mencapai 288,44 Terrawatt hour (TWh) atau meningkat sebesar 5,36 persen YoY dari 273,76 TWh pada 2022. Hal ini berdampak pada total pendapatan perseroan yang mencapai Rp487,38 triliun pada 2023 atau tumbuh signifikan dibandingkan raihan 2022 yang sebesar Rp46,25 triliun.
“Capaian ini diperoleh atas perjuangan seluruh insan PLN yang menjalankan transformasi berbasis digital secara end to end. Mulai dari sistem pembangkit, transmisi, distribusi, pengadaan, sistem keuangan, system planning hingga restrukturisasi organisasi dan pelayanan pelanggan, sehingga kini PLN menjadi makin lincah, unified, kokoh dan trengginas,” terang Darmawan.
Profil Burhanuddin Abdullah dan Andi Arief
Burhanuddin Abdullah lahir di Garut, Jawa Barat, pada 10 Juli 1947. Kariernya dimulai dengan jabatan di berbagai institusi penting di Indonesia. Salah satu posisi penting yang pernah diembannya adalah sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian semasa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid.
Selain itu, Burhanuddin juga menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia per 2003. Dalam perannya ini, ia juga menjabat sebagai Gubernur untuk International Monetary Fund (IMF) di Washington DC, mewakili Indonesia.
Di organisasi profesi, Burhanuddin terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) untuk periode 2003-2006, dan kemudian terpilih kembali untuk periode 2006-2008. Kariernya di Bank Indonesia sangat cemerlang, dengan berbagai posisi yang pernah dipegang, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Selain menjadi menteri dan Gubernur BI, Burhanuddin juga pernah mengemban berbagai jabatan di BI, seperti Direktur Direktorat Luar Negeri. Wakil Kepala Urusan Riset Ekonomi dan Moneter, Wakil Kepala Urusan Luar Negeri, Bank Indonesia hingga Kepala Bagian Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan Internasional, Urusan Luar Negeri.
Sementara di IMF, ia sempat menduduki beberapa jabatan penting seperti Assistant Executive Director of IMF for South East Asia Group (Indonesia, Brunei Darussalam, Fiji, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Nepal, Singapore, Thailand, Tonga, and Vietnam), dan Staf IMF di Asia Pacific Department, International Monetary Fund.
Adapun Andi Arief merupakan pria kelahiran Lampung, 20 November 1970, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat. Kariernya sebagai politisi dimulai ketika menjadi aktivis pada medio 1990-an dan bergabung dalam kelompok Partai Rakyat Demokratik (PRD).
Bergabungnya Andi Arief ke Demokrat berawal dari 2004 ketika ia ikut memenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla dalam Pemilihan Presiden. Ketika SBY berkuasa, ia juga sempat menjadi komisaris PT Pos dan menjadi staf khusus presiden bidang bencana dan bantuan sosial.
Meski berada di lingkaran kekuasan, Andi baru tercatat pernah tersandung kasus hukum pada 2019 karena tertangkap basah melakukan penyalahgunaan narkoba. Bareskrim Polri mendapati Andi tengah menggunakan sabu di sebuah hotel di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Namun, polisi tidak melakukan penahanan dan Andi Arief hanya menjalani proses rehabilitasi