Gantikan Dwi Soetjipto, Djoko Siswanto Dilantik Jadi Kepala SKK Migas
Diminta berkonsentrasi tingkatkan lifting.
Fortune Recap
- Djoko ditugaskan untuk meningkatkan lifting migas dan peningkatan hilirisasi di sektor mineral dan batu bara.
- Bahlil menekankan pentingnya memangkas perizinan, mengoptimalkan sumur idle, dan kerja keras dalam mewujudkan peningkatan lifting.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi melantik Djoko Siswanto menjadi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menggantikan Dwi Soetjipto yang telah menjabat posisi tersebut sejak 2018.
Dalam sambutannya, Bahlil menyampaikan bahwa peningkatan lifting minyak dan gas bumi (migas) menjadi tugas utama Djoko sebagai nakhoda baru SKK Migas.
"Dalam kesempatan berbahagia ini, saya hanya meneruskan apa yang menjadi perhatian dan visi besar serta program dari Presiden Prabowo. Yang pertama itu adalah terkait dengan kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemudian hilirisasi dan makanan bergizi gratis," ujar Bahlil di Gedung Sarula Kementerian ESDM, Kamis (7/11) malam.
Bahlil mengulang dua tanggung jawab Kementerian ESDM, yakni peningkatan lifting migas dan hilirisasi pada sektor mineral dan batu bara.
"Saya merasa penting untuk menyampaikan tegas-tegas untuk urusan lifting ini. Lifting kita sekarang kita hanya 600.000 BOPD dan sebenarnya bisa kita tingkatkan, tapi karena satu dan lain hal. Sejauh ini ada 301 pemboran eksplorasi, 195 sumur di Pertamina dan sebagian tempat lain. Saya minta kepada Pak Djoko yang baru dilantik, saya minta untuk dituntaskan. Itu pekerjaan utama Bapak," kata Bahlil.
Selanjutnya, Kepala SKK Migas diminta memangkas perizinan dan memperkuat koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar tidak timbul hambatan.
"Pangkas semua aturan dan koordinasi yang mengambat eksplorasi ataupun untuk meningkatkan lifting. Sampaikan kepada saya dan kita selesaikan bersama-sama," kata Bahlil.
Salah satu upaya untuk meningkatkan lifting tersebut, ujar Bahlil, adalah pengoptimalan sumur-sumur idle yang saat ini masih belum diolah.
"Sumur-sumur idle segera selesaikan, dikerjasamakan, dibincangkan sama KKKS. Yang sudah selesai eksplorasi, teman-teman dari KKKS, kita sangat mengharapkan bantuan Bapak Ibu semua untuk bersama-sama membantu program negara. Ini yang menjadi hal yang paling penting," katanya.
Dia juga menekankan kembali pentingnya upaya terobosan dan kerja keras dalam mewujudkan peningkatan lifting.
"Jadi saya kasih kebenaran kepada Pak Kepala yang baru, untuk melakukan penetaan sistem yang menghambat. Dari bangun pagi sampai tidur, urusannya lifting, dan saya gak mau tahu caranya apa gimana, harus kita mampu wujudkan apa yang menjadi program pemerintah ini," ujarnya.
Djoko Siswanto bukan orang baru di Kementerian ESDM. Pria kelahiran Jakarta, 23 Mei 1965, tersebut adalah ahli dalam bidang energi dengan latar belakang akademis yang kuat dan pengalaman luas pada sektor minyak dan gas.
Ia menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan kemudian melanjutkan ke program MBA di Dundee University, Inggris, dengan spesialisasi dalam urusan manajemen minyak dan gas. Tidak berhenti di situ, Djoko meraih gelar doktor dalam bidang yang sama dari ITB.
Dalam karier profesionalnya, Djoko telah mengemban beberapa posisi strategis. Sejak 2019, ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), sebuah lembaga yang berperan penting dalam perumusan kebijakan energi nasional.
Sebelumnya, pada periode 2019-2020, ia menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Migas di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Selain itu, ia juga pernah menduduki posisi Komisaris di PT Elnusa pada tahun 2019, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa energi, serta komisasris PT PLN Indonesia Power.