Kementerian ESDM Ramal ICP pada Akhir 2024 Berkisar US$77-84 per Barel
Realisasi ICP hingga akhir Mei mencapai US$81,52 per barel.
Fortune Recap
- Plt Dirjen Migas memperkirakan harga minyak Indonesia hingga 2024 berkisar US$77-84 per barel.
- Realisasi ICP Jan-Mei 2024 turun menjadi US$81,52 per barel dari sebelumnya US$87,61 per barel.
- Berdasarkan lembaga EIA AS dan polling Reuters, harga minyak WTI dan Brent tahun depan diperkirakan berkisar antara US$80-87 per barel.
Jakarta, FORTUNE - Harga Minyak Mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) hingga akhir 2024 diperkirakan akan berada pada kisaran US$77–84 per barel.
Taksiran itu didasarkan pada perkembangan ICP dalam empat hingga lima bulan terakhir serta berbagai macam kondisi global yang dapat mempengauhi fluktuasi harga.
"Hingga akhir 2024 perkiraan kami adalah bahwa harga minyak mentah Indonesia akan berkisar di US$77-84 per barel," ujar Plt. Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII, Rabu (29/5).
Sementara itu, realisasi ICP pada Januari hingga Mei 2024 mencapai US$81,52 per barel, turun dari US$87,61 pada bulan sebelumnya.
Dadan juga menyampaikan hasil tolak ukur (benchmarking) harga minyak untuk 2025.
Berdasarkan Short Term Energy Outlook oleh lembaga Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat, pada 7 Mei 2024, harga minyak WTI tahun depan diperkirakan US$83,05 per barel, sedangkan untuk Brent US$87,79 per barel.
Sedangkan menurut jajak pendapat Reuters yang digelar terhadap perbankan dan industri pada 6 Mei 2024, konvensinya adalah US$80,46 per barel untuk WTI dan US$84,62 per barel untuk Brent.
"Adapun untuk tahun 2025, dengan melihat tren yang ada tahun ini, dengan melihat berbagai macam kondisi global, perkiraan harga minyak mentah Indonesia adalah US$75-85 per barel," ujarnya.
Dinamika harga minyak dunia teramat sulit diduga. Faktor-faktor pemengaruhnya bukan saja dari fundamental seperti suplai dan permintaan, tapi juga pertumbuhan ekonomi global.
"Sekarang ada optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi akan semakin membaik secara global, dan dua hari terakhir pun harga minyak memang sedikit naik, inflasi serta ketegangan politik di Eropa Timur dan tentunya di Timur Tengah," katanya.
Realisasi lifting migas
Dalam kesempatan tersebut, Dadan menyampaikan realisasi lifting migas berdasarkan asumsi makro APBN 2024 yang terdiri dari 635.000 barel per hari (bpd) untuk minyak bumi dan 1,33 juta barel setara minyak per hari (boepd) untuk gas.
"Dapat kami sampaikan bahwa realisasi lifting minyak bumi pada Maret mencapai 567,65 ribu barel per hari atau mencapai 89,4 persen dari target APBN," ujarnya.
Lifting gas bumi tercatat mencapai 885,46 ribu boepd atau setara 85,7 persen dari target APBN.
Adapun target 2025, lifting minyak bumi mencapai 597.000 bpd dan gas bumi 1,36 juta boepd.
"Hampir sama dari sisi angka, sedikit naik dibandingkan dengan tahun 2024 untuk yang gas bumi," katanya.