NEWS

Komisi VII Minta BPH Migas Tambah Solar Bersubsidi 2 Juta Kiloliter

Pertamina diminta antisipasi BBM langka saat mudik.

Komisi VII Minta BPH Migas Tambah Solar Bersubsidi 2 Juta KiloliterArmada distribusi Pertamina. (Dok.Pertamina)
29 March 2022

Jakarta, FORTUNE - Komisi VII DPR RI meminta Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menambah kuota BBM jenis solar subsidi sebanyak dua juta kiloliter untuk mengatasi masalah kelangkaan di sejumlah daerah. Hal tersebut disampaikan dalam poin kesimpulan di akhir rapat dengar pendapat bersama Ditjen Migas Kementerian ESDM, BPH Migas dan PT Pertamina (Persero).

"Komisi VII DPR sepakat untuk melakukan penambahan kuota solar subsidi sebanyak dua juta kiloliter menjadi 17 juta kiloliter," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno Selasa (29/3).

Dalam rapat itu, parlemen juga meminta pemerintah untuk menyiapkan peta jalan dan infrastruktur strategic petroleum reserves (SPR) untuk menjaga ketahanan energi nasional.

Sementara itu, berdasarkan catatan BPH Migas, kuota solar subsidi yang ditetapkan 15,1 juta kiloliter di tahun ini telah tersalurkan sebanyak 3,79 juta kiloliter per 27 Maret 2022. Sementara, stok solar Pertamina tercatat sebanyak 1,9 juta kiloliter, yang diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan selama 23,27 hari ke depan.

Kepala BPH Migas Erika Retnowati menjelaskan bahwa peningkatan konsumsi solar yang terjadi saat ini merupakan akibat peningkatan kegiatan ekonomi. Di berbagai daerah permintaan solar dari sektor industri pun melonjak seiring dengan meningkatnya arus barang logistik dan transportasi.

Tak hanya itu, BPH Migas juga menemukan kendaraan-kendaraan tambang dan perkebunan yang ikut mengantre solar subsidi. Padahal, kendaraan industri seharusnya menggunakan solar nonsubsidi.

Disparitas harga solar subsidi dengan solar nonsubsidi yang terpaut jauh menyebabkan terjadinya penimbunan dan solar oplosan di berbagai daerah di Indonesia. "Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjalankan fungsi kami dalam melakukan pengendalian dan juga pengawasan atas penyediaan dan distribusi BBM," tutur Erika.

Antisipasi lonjakan permintaan BBM saat mudik

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima juga telah meminta Pertamina untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi bahan bakar minyak yang diprediksi akan terjadi saat arus mudik Lebaran 2022. Pasalnya, pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah selama, yang juga disertai larangan mudik dalam dua tahun terakhir, membuat konsumsi BBM tak begitu banyak.

Dengan melihat kondisi pandemi yang mulai melandai, maka tahun ini ada kecenderungan aktivitas mudik akan lebih ramai sehingga Pertamina perlu mencermati pola konsumsi BBM di masyarakat agar tidak ada antrian maupun kelangkaan.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution memproyeksikan mudik lebaran akan membuat penjualan pertalite akan naik sebanyak 1,2 persen, pertamax 14,8 persen, turbo turun 5 persen, solar turun 5 persen, dexlite turun 5 persen, dan dex turun 4 persen.

Menurutnya peningkatan konsumsi pertamax itu diproyeksikan terjadi karena pengendara akan cenderung membeli pertamax saat mereka mudik. Meski demikian, kata Alfian, Pertamina telah mempersiapkan stok BBM dan elpiji dalam kondisi aman serta menyiagakan seluruh infrastruktur.

Saat ini, kondisi stok BBM yang dimiliki Pertamina tercatat premium 18,2 hari, pertalite 7,5 hari, pertamax 17,2 hari, turbo 40,7 hari, solar 11,8 hari, dexlite 0,2 hari, dan dex 8,4 hari.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.