Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan pasokan batu bara perusahaannya kembali terancam krisis akibat meningkatnya pertumbuhan konsumsi setrum di tahun ini. Terlebih, disparitas harga jual batu bara ke PLN (domestic market obligation/DMO) dengan harga internasional semakin besar.
"Kami lihat tren stockpile batu bara di PLN semakin turun. Dan ini lah yang kita deteksi. Ini diiringi juga dengan pemulihan kondisi perekonomian dan kondisi kita meningkatkan demand listrik. Terjadi peningkatan sebesar 5,3 TwH on top dari yang sudah diprediksi," ujarnya di komisi VII, Selasa (9/8).
Darmawan menjelaskan, di awal masa recovery dari krisis pasokan batu bara pada Januari lalu, stockpile PLN berada di angka 4,4 juta metrik ton. Kemudian pada kurun Februari hingga Juni, jumlahnya bertambah menjadi 5,2-5,7 juta metrik ton. Level tersebut jauh membaik dibandingkan 2021 yang hanya 2,2-3,7 juta metrik ton.
"Kondisi stok aman tetapi kita lihat trennya masih menurun. Artinya jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut maka kondisi yang tadinya aman bisa bergeser menjadi kondisi krisis kembali," jelasnya.
Karena itu lah, kata dia, PLN membutuhkan tambahan pasokan batu bara sebesar 7,7 juta metrik ton untuk mengatasi pertumbuhan demand listrik di tahun ini. Kementerian ESDM sendiri telah memberikan penugasan sejak Januari lalu terkait pengadaan tambahan pasokan sebesar 31,8 juta metrik ton.
"Di mana penugasan tersebut success rate-nya sekitar 45 persen yaitu 14,3 juta metrik ton yang sudah berkontak dari penambahan tersebut," ucap Darmawan.
Paralel dengan proses itu, PLN juga melakukan negosiasi terhadap independen power producer (IPP) untuk menghindari surplus produksi listrik dari pembangkit PLN. Dengan begitu, PLN dapat menurunkan produksi listrik IPP yang otomatis juga menurunkan biaya take or pay yang harus dikeluarkan.
"Ini juga diiringi dengan kenaikan utilisasi pembangkit kami. Maka dengan adanya tambahan 7,7 juta metrik ton yang ini, kami ingin ucapkan apresiasi terhadap kementerian ESDM yang memenuhi seluruh kebutuhan tersebut," jelasnya.
Kebutuhan batu bara PLN meningkat tahun depan
Meski demikian Darmawan juga menyampaikan bahwa kondisi disparitas harga yang terlalu jauh antara harga DMO dan harga internasional perlu diwaspadai kedepan. Karena itu menurutnya, pembentukan BLU atau entitas khusus batu bara sangat diperlukan untuk menjamin produsen batu tetap mensuplai produknya kepada PLN.
"Kami juga masih teringat hampir 9 bulan lalu ada suatu Panja yang itu sebenarnya adalah Panja pendapatan negara yang dipimpin kalau tidak salah oleh Pak Maman Abdurahman, dan dalam kesimpulannya menyatakan bahwa pembentukan BLU ini adalah solusi permanen," tuturnya.
Terkait kebutuhan batu bara tahun ini, ia memprediksi akan terus mengalami tren peningkatan seiring dengan adanya penambahan permintaan.
Kemudian untuk tahun depan, PLN telah memperhitungkan bahwa kebutuhan akan meningkat dari 130 juta metrik ton menjadi 135 juta metrik ton.
"Kemudian kami perkirakan di 2030 kebutuhan akan meningkat lagi sampai 155-160 juta metrik ton. Jadi kami lihat tren konsumsi batu bara untuk kebutuhan kelistrikan semakin meningkat," pungkasnya.