Pemerintah Akan Evaluasi Harga Tiket Pesawat
Sejumlah isu strategis dibahas dalam FGD penyusunan Renstra.
Fortune Recap
- Ditjen Hubud Kemenhub akan evaluasi harga tiket pesawat dalam Renstra 2025-2029
- Isu strategis lain: konsep hub dan spoke, pengembangan Seaplane/Waterbase, peningkatan infrastruktur logistik
Jakarta, FORTUNE - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan akan melakukan evaluasi Harga Tiket Pesawat dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) periode 2025-2029.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Cecep Kurniawan, mengatakan hal tersebut menjadi salah satu dari sejumlah isu strategis yang perlu dikedepankan dalam lima tahun mendatang.
Selain haga tiket pesawat, isu strategis lainnya antara lain pengembangan konsep hub dan spoke, pengembangan seaplane/waterbase; peningkatan kinerja infrastruktur logistik (pelayanan kargo khususnya di wilayah Timur); serta kapasitas dan ekspansi jumlah penumpang, konektivitas dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Ada pula isu strategis lain seperti program jembatan udara dan pelayanan keperintisan (khususnya di wilayah 3T); skema pembiayaan non APBN seperti KPBU (kerja sama pemerintah dengan badan usaha); perkembangan teknologi bidang penerbangan (drone, smart airport, cyber security; perubahan lingkungan (climate change),dan lain-lain.
"Sebentar lagi kita akan memasuki periode tahap pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Cecep Kurniawan pada saat membuka kegiatan FGD pada Kamis (16/5) di Jakarta.
Cecep mengatakan Arah Pembangunan Nasional Tahap I Tahun 2025-2029 menyasar penguatan fondasi transformasi dengan penekanan yangf salah satu agendanya adalah transformasi ekonomi.
Kementerian Perhubungan sendiri menjadi bagian dalam tranformasi ekonomi yang berperan penting dalam penguatan infrastruktur dan konektivitas.
Pemulihan pascapandemi
Setelah tiga tahun terdampak pandemi Covid-19, industri penerbangan dalam negeri mulai berangsur pulih. Untuk 2023, tingkat pemulihan perkembangan pergerakan pesawat domestik (jumlah pergerakan pesawat dibandingkan dengan tahun 2019 untuk periode yang sama) telah mencapai 71 persen.
Sedangkan tingkat pemulihan penumpang domestik mencapai 83 persen.
Dari sisi kargo,tingkat pemulihan kargo domestik mencapai 79 persen.
“Dalam lima tahun ke depan, berbagai macam perkembangan lingkungan strategis di bidang penerbangan menjadi tantangan dalam pembangunan nasional harus kita hadapi bersama-sama,” ujar Cecep.