Standarisasi Baterai Motor Listrik, IBC Gandeng 5 Produsen
Kerja sama juga dijalin dengan dua bengkel konversi.
Jakarta, FORTUNE - Indonesia Baterai Corporation (IBC) menggandeng lima produsen motor listrik dan dua bengkel konversi untuk mendorong standardisasi infrastruktur pendukung kendaraan listrik yang tergabung dalam sistem Battery Asset Management Services (BAMS).
Upaya penyeragaman baterai dan infrastruktur pendukung lainnya itu ditandai dengan nota kesepakatan kerja sama yang diteken antara para pihak di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Senin (12/6).
Lima produsen motor listrik tersebut yakni Gesits, Volta, ALVA, VIAR dan United. Sementara dua bengkel konversi dimaksud adalah Racing Team dan Spora EV.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menjelaskan langkah kerja sama antara BUMN dan pihak swasta ini mewujudkan kolaborasi yang baik untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Ia menilai kematangan infrastruktur kendaraan listrik menjadi faktor utama untuk percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
"Saat berbicara tentang kendaraan listrik, kita tidak hanya berbicara tentang kendaraannya saja, tetapi seluruh ekosistem pendukungnya, mulai dari baterai, hingga infrastruktur pendukung seperti Stasiun Penukaran Baterai (Swap Station) dan Stasiun Pengisian Listrik (Charging Station)," ujar Luhut, dalam keterangan resmi, Selasa (13/6).
Luhut berharap kerja sama tersebut mampu meningkatkan keinginan masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. "Standardisasi menjadi kunci dari ekosistem yang akan dikembangkan oleh IBC ke depan. Adopsi dari standardisasi akan memerlukan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh para pelaku usaha. Kerja sama ini mampu mempercepat pencapaian target Indonesia dalam pengurangan emisi karbon dan ketergantungan atas bahan bakar fosil," ujarmya.
Mudahkan Konsumen
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, menjelaskan tantangan dalam akselerasi adopsi motor listrik di Indonesia saat ini adalah platform baterai yang berbeda setiap merek. Lewat BAMS, IBC menghadirkan satu platform yang sama sehingga mampu memudahkan masyarakat.
"Di sinilah BAMS hadir sehingga pengguna berbagai merek motor listrik dan konversi di Indonesia dapat menggunakan ekosistem yang sama,” kata Toto.
Sebagai informasi, BAMS merupakan manajemen sistem yang mengintegrasikan antara infrastruktur fisik berupa baterai dan stasiun penukaran baterai dengan digital system menjadi suatu standar yang sama dari sebuah ekosistem kendaraan listrik.
Sementara itu, PT PLN (Persero) sebagai salah satu pemegang saham IBC mendukung penuh adanya standardisasi untuk memudahkan para pemilik kendaraan listrik melakukan pengisian daya.
Pasalnya, kata diDirektur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, semua merek baterai di tiap motor listrik memiliki spesifikasi tersendiri. Lewat kerja sama ini, maka infrastruktur yang tadinya terfragmentasi menjadi terkonsolidasi.
"Ini kesepakatan bersama sehingga bisa menjadi mempermudah masyarakat untuk tak perlu ragu memiliki motor listrik. Masyarakat lebih mudah mengadaptasi era baru kendaraan listrik ini. PLN mendukung adanya platform bersama ini sehingga bisa melancarkan ekosistem kendaraan listrik," ujar Darmawan.
Darmawan mengatakan sejak 2019 PLN telah banyak melakukan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik mulai dari Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) hingga platform digital seperti Electric Vehicle Digital System (EVDS) yang hadir untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses kebutuhan kendaraan listriknya.
"Guna mendorong ekosistem EV, kami tidak hanya menyiapkan pasokan listrik yang andal dan mencukupi. PLN terus berkolaborasi bersama berbagai pihak. Mulai dari pabrikan, distributor, penyedia jasa transportasi, sektor perbankan, dan tentunya dengan IBC," kata Darmawan.
Ia menambahkan, ada lebih dari 1.000 unit SPBKLU, 6.700 unit SPLU dan 616 unit SPKLU yang tersebar di seluruh tanah air hingga hari ini. Ke depan PLN akan terus menambah infrastruktur pengisian dan penukaran baterai dengan menggandeng mitra melalui skema franchise.