Jakarta, FORTUNE - Zona Euro atau area euro merujuk pada gabungan mata uang di negara-negara anggota Uni Eropa yang telah mengadopsi euro sebagai satu-satunya mata uang resmi. Sistem Euro, dipimpin oleh Bank Sentral Eropa, bertanggung jawab atas kebijakan moneter di dalam Zona Euro.
Zona Euro merupakan contoh dari serikat moneter (monetary unions). Selain itu, area euro juga sebuah tahap akhir dari integrasi ekonomi setelah serikat ekonomi (economic union).
Zona Euro dinyatakan keberadaannya dengan penerbitan euro secara resmi pada tanggal 1 Januari 1999. Lalu siapa saja anggota dari eurozone ini. Berikut ulasan selengkapnya.
Ini negara yang menjadi anggota dari zona euro
Kroasia menjadi negara teranyar yang telah mengadopsi euro dan menjadi negara ke-20 anggota Uni Eropa yang menggunakan mata uang tunggal di kawasan itu. Pengadopsian penggunaan euro oleh Kroasia pada awal 2023 itu terjadi hampir satu dekade setelah bergabung dengan Uni Eropa yang sekarang beranggotakan 27 negara.
Dari 27 negara anggota Uni Eropa, sebanyak 19 negara sebeludi di antaranya telah mengadopsi euro sebagai mata uang mereka. Negara-negara tersebut antara lain, Austria, Belgia, Siprus, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Portugal, Slovakia, Slovenia, dan Spanyol.
Untuk mengkoordinasikan kebijakan moneter, Zona Euro membentuk Eurosystem. Sistem tersebut terdiri dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan bank sentral negara anggota. Tujuan utama otoritas moneter adalah untuk memelihara stabilitas harga, menjaga stabilitas keuangan dan mempromosikan integrasi keuangan.
Selain itu, dalam pengelolaan fiskal, Pakta Stabilitas dan Pertumbuhan (Stability and Growth Pact atau SGP) mengharuskan disiplin fiskal di antara negara anggota. Kebijakan ini mensyaratkan defisit fiskal kurang dari 3% dari PDB dan utang fiskal kurang dari 60 persen dari PDB.
Keuntungan dan kelemahan zona Euro
Pembentukan Zona Euro memiliki beberapa keuntungan di antara negara-negara anggota, di antaranya sebagai berikut.
- Euro menjadi salah satu mata uang dominan di dunia. Karena penggunaannya yang lebih luas di negara-negara anggota, kredibilitas Euro menjadi meningkat.
- Biaya transaksi dan lindung nilai mata uang rendah karena lebih stabil. Sebagai akibat dari penggunaan mata uang tunggal, ketidakstabilan dan ketidakpastian nilai tukar nominal jauh lebih rendah.
- Akses pasar lebih luas dan persaingan meningkat. Integrasi menghasilkan perluasan pasar dan peningkatan kompetisi. Perusahaan domestik dapat menjual barang dan jasa secara bebas ke negara anggota lainnya tanpa harus menghadapi hambatan perdagangan.
Meski demikian, pembentukan Zona Euro juga memiliki sisi lemah. Berikut ini beberapa kelemahan dari eurozone.
- Integrasi tidak menghasilkan efek signifikan untuk memacu pertumbuhan. Sebagai contoh, ekonomi Jerman melambat cukup serius dan bahkan terkontraksi selama kuartal dua 2019. Dan, sejak krisis 2008, pertumbuhan ekonomi di Kawasan Euro kurang dari 3 persen.
- Negara-negara anggota kehilangan kebijakan moneter independen mereka. Kebijakan ekonomi adalah untuk tujuan bersama. Tapi, itu mungkin bukan resep manjur untuk perekonomian masing-masing anggota. Misalnya, mereka tidak dapat membuat penyesuaian tingkat bunga untuk mempengaruhi ekonomi masing-masing.
- Guncangan ekonomi di satu anggota menyebar dengan cepat ke anggota lainnya. Itu tidak hanya membahayakan Kawasan Euro, tetapi juga dunia mempertimbangkan signifikansi partisipasinya dalam perekonomian global.