Kerusuhan Prancis terjadi disebabkan oleh seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun tewas ditembak mati polisi pada Selasa lalu, 27 Juni 2023.
Kejadian tersebut menuai protes dan membuat masyarakat melakukan demonstrasi pada Rabu, 28 Juni 2023. Akan tetapi, unjuk rasa tersebut berakhir rusuh hingga berhasil reda pada Senin malam, 3 Juli 2023.
Dikutip abcnews.go,id, berikut kronologi kerusuhan Prancis yang perlu Anda ketahui!
Bermula dari penembakan yang dilakukan aparat kepolisian
Kerusuhan Prancis bermula ketika seorang petugas polisi lalu lintas menembak mati remaja 17 laki-laki berusia 17 tahun bernama Nahel Merzouk.
Kejadian tersebut terjadi pada pada Selasa pagi, 27 Juni 2023 di Nanterre, pinggiran barat laut Paris.
Jaksa menyebutkan bahwa petugas telah melanggar penggunaan senjata dan akan ditahan terlebih dahulu sampai persidangan tiba. Inspektorat Jenderal Kepolisian Nasional Prancis juga sedang menyelidiki kasus penembakan ini.
Kerusuhan Prancis terjadi lima hari berturut-turut
Kejadian penembakan tersebut memicu amarah bagi masyarakat. Kerusuhan terjadi di jalan-jalan Prancis mulai dari Rabu, 28 Juni 2023. Hampir setiap wilayah Prancis dilanda kerusuhan selama 5 hari berturut-turut.
Menurut Kementrian Dalam Negeri Gerald Darmanin, para pendemo membuat barikade, melemparkan kembang api kepada petugas, dan membakar ribuan mobil dan bangunan, termasuk balai kota.
Lebih dari 40 ribu petugas dikerahkan pada malam hari untuk meredam kerusuhan, mulai dari menggunakan gas air mata, meriam air, hingga menggunakan granat dispersi.
Lebih dari 3 ribu orang ditangkap dan ratusan petugas luka-luka
Akibat dari kerusuhan Prancis tersebut, lebih dari 3 ribu orang pengunjuk rasa ditangkap secara nasional oleh pemerintah. Sementara itu, ratusan petugas mengalami luka-luka. Belum dipastikan jumlah pengunjuk rasa yang juga terluka.
Rasisme menjadi alasan terjadinya demo
Diduga demo tersebut merupakan protes terhadap pembunuhan Nahel yang disebut sebagai tindakan rasisme di masyarakat Prancis.
Melansir dw.com, Profesor Sosiologi di Universitas Stony Brook di New York mengatakan protes dan kerusuhan Prancis merupakan reaksi terhadap rasisme Prancis yang telah terjadi selama berabad-abad terhadap kaum minoritas.
Akan tetapi, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyangkal rasisme di Prancis. Ia juga turut mengatakan pembunuhan terhadap remaja laki-laki tersebut juga tidak dapat dimaafkan.
Demikianlah tadi artikel mengenai kerusuhan Prancis yang perlu Anda ketahui. Nahel sendiri sudah dimakamkan di Nanterre pada 1 Juli 2023. Pemakaman tersebut juga dihadiri ratusan orang.