CIMB Niaga Syariah Terapkan Transaksi Komoditas Murabahah
Aset CIMB Niaga Syariah Rp58,91 triliun semester 1/2022.
Jakarta, FORTUNE - Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) menjadi bank syariah pertama yang melakukan transaksi komoditas murabahah di Bursa Komoditas Syariah. Langkah CIMB Niaga Syariah dalam menginisiasi transaksi komoditas murabahah di Bursa Komoditas Syariah dilakukan untuk memenuhi ketentuan mengenai produk baru Subrogasi Indirect Auto iB.
Produk ini merupakan pembiayaan joint financing untuk pengalihan piutang pembiayaan murabahah kendaraan (mobil dan motor) milik perusahaan pembiayaan atau multifinance kepada bank berdasarkan prinsip syariah. Ini dilakukan sesuai Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No.104/DSN/-MUI/X/2016.
Fatwa tersebut tentang subrogasi berdasarkan prinsip syariah, pengalihan piutang pembiayaan murabahah dilakukan melalui proses jual beli (ba’i) dengan alat bayar (tsaman) menggunakan barang (sil’ah).
Barang yang menjadi alat bayar adalah berupa komoditas yang pengadaannya dilakukan melalui Bursa Komoditas yang ditunjuk Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan, yaitu Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) dan settlement transaksinya dilakukan oleh Indonesia Clearing House (ICH).
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menyampaikan, produk ini merupakan yang pertama di industri perbankan syariah Tanah Air dan juga merupakan transaksi komoditas syariah pertama di Bursa Komoditi ICDX.
“CIMB Niaga Syariah terus berinovasi dan melakukan diversifikasi produk untuk menjawab kebutuhan finansial masyarakat yang terus berkembang, termasuk dari multifinance,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (1/8).
Inovasi CIMB Niaga Syariah sejak April 2022 ini, berhasil mencatatkan rekor baru di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Bank Syariah Pertama yang Melakukan Transaksi Komoditas Murabahah di Bursa Komoditas Syariah. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas kolaborasi antara CIMB Niaga Syariah dengan ICDX dan Indonesia Clearing House ICH.
"Rekor MURI yang kami raih menjadi motivasi untuk terus melakukan pengembangan dan diversifikasi produk sehingga CIMB Niaga Syariah memiliki produk yang komprehensif dan senantiasa dapat menjawab kebutuhan pasar yang terus berkembang," ujar Pandji.
Strategi mengakselerasi pertumbuhan aset pembiayaan
Pandji P. Djajanegara berharap tersedianya produk subrogasi Indirect Auto iB dapat melengkapi produk-produk syariah yang telah ada sehingga layanan yang diberikan CIMB Niaga Syariah makin komprehensif.
Dengan telah hadirnya produk Subrogasi Indirect Auto iB, kini CIMB Niaga Syariah dapat membantu menyediakan kebutuhan dana bagi multifinance yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Hal ini juga sekaligus menjadi salah satu upaya untuk mengakselerasi pertumbuhan aset pembiayaan di CIMB Niaga Syariah.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia pada Rabu (27/7), CIMB Niaga Syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan dengan total aset yang tumbuh 23 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp58,91 triliun hingga akhir Juni 2022. Peningkatan total aset UUS CIMB Niaga didorong oleh meningkatnya sejumlah pos-pos aset perseroan.
Pembiayaan berbasis piutang perseroan tumbuh 42 persen yoy dari Rp2,96 triliun menjadi Rp4,19 triliun. Senada, pembiayaan bagi hasil juga naik 27 persen yoy menjadi Rp35,57 triliun, diikuti dengan pembiayaan sewa yang mampu tumbuh 4 persen yoy menjadi Rp540,6 miliar.
Adapun, aset produktif lainnya yang dimiliki UUS CIMB Niaga melesat hingga 1.530 persen yoy, dari Rp30,05 miliar pada posisi Juni 2021 menjadi Rp489,69 miliar pada periode yang sama tahun ini. Sementara itu, dana simpanan wadiah juga tumbuh 10 persen yoy menjadi Rp6,69 triliun.
Di sisi lain, dana investasi non profit sharing turun tipis sebesar 2 persen yoy menjad Rp30,23 triliun. Dengan demikian, total liabilitas UUS CIMB Niaga naik 23 persen yoy, dari Rp47,94 triliun menjadi Rp58,91 triliun. Kemudian, UUS CIMB Niaga meraup laba bersih periode berjalan senilai Rp647,722 miliar hingga Juni 2022. Laba tersebut turun 24 persen yoy dari sebelumnya sebesar Rp850,81 miliar.
Dari sisi rasio keuangan, aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif berada di level 0,98 persen, naik dari sebelumnya 0,92 persen. Lebih lanjut, UUS CIMB Niaga tercatat memiliki rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) di level 1,35 persen (gross) dan 0,45 persen (net), sedangkan financing to deposit ratio (FDR) naik menjadi 113,98 persen per Juni 2022. Secara keseluruhan, Bank CIMB Niaga dan entitas anak membukukan laba bersih senilai Rp2,56 triliun, atau naik 20,4 persen yoy dari Rp2,13 triliun pada periode Juni 2021.