Pembiayaan ESG Rp62 Triliun, BSI Luncurkan Digital Carbon Tracking
Ini kegunaan dari digital carbon tracking.
Fortune Recap
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) salurkan pembiayaan ESG senilai Rp62,5 triliun hingga kuartal III-2024.
- Penyaluran didominasi segmen UKM Rp34,1 triliun, mikro Rp15,1 triliun, dan pembiayaan hijau Rp6,7 triliun.
- Direktur Utama BSI Hery Gunardi: BSI terus berupaya mengintegrasikan aspek sosial dan keberlanjutan lingkungan dalam setiap aspek yang dilakukan.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah salurkan pembiayaan berkelanjutan berbasis Environmental, Social, dan Governance (ESG) senilai Rp62,5 triliun hingga kuartal III-2024.
Penyaluran ini didominasi segmen usaha kecil menengah (UKM) atau smallmedium enterprise (SME) senilai Rp34,1 triliun, kemudian diikuti segmen mikro Rp15,1 triliun dan pembiayaan hijau Rp6,7 triliun.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, pada usia BSI yang keempat, pihaknya terus berupaya mengintegrasikan aspek sosial dan keberlanjutan lingkungan dalam setiap aspek yang dilakukan. Hal ini juga sejalan dengan asta cita pemerintah untuk mendorong kemandirian bangsa melalui ekonomi hijau dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada 2060.
Ini kegunaan dari digital carbon tracking
Bertepatan dengan ulang tahun ke-4, BSI juga meluncurkan platfrom Digital Carbon Tracking. Ini merupakan platform untuk mengukur, mengelola, dan melaporkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari kegiatan operasional BSI di kantor pusat dan 1.130 outlet di seluruh Indonesia.
“BSI menjadi bank syariah pertama yang memiliki Digital Carbon Tracking. Digital Carbon Tracking yang diluncurkan BSI saat ini memantau dua cakupan emisi yakni terkait konsumsi bahan bakar minyak [BBM], dan pemakaian listrik dari kegiatan operasional BSI,” papar Hery.
Menurut dia, Digital Carbon Tracking dapat merekam data baseline Emisi Karbon yang dihasilkan dalam operasional perusahaan. Hal ini akan memudahkan BSI untuk melakukan penyusunan peta jalan (roadmap) mendukung komitmen pencapaian Net Zero Emission Indonesia.
Dia menambahkan, pengurangan emisi karbon BSI juga tentunya memerlukan dukungan dari seluruh karyawan BSI melalui penerapan Green Business Culture. Hal ini dengan cara menjalankan setiap aktivitas berdasarkan prinsip-prinsip ramah lingkungan.
“Dengan mengintegrasikan kedua aspek ini, diharapkan inovasi ini dapat membawa kemanfaatan bagi kelestarian lingkungan serta peningkatan kualitas hidup Insan BSI dan masyarakat yang lebih baik dan sehat,” ucap Hery.
BSI gunakan 139 EV untuk operasional
BSI juga telah menggunakan 139 kendaraan operasional listrik (EV) untuk mendukung komitmen terhadap green operation. Adapun kendaraan operasional Listrik didistribusikan ke 10 region BSI di seluruh Indonesia termasuk Kantor Pusat.
Selain itu, untuk memperkuat dukungan terhadap kegiatan sosial, pada Tasyakuran Milad ke 4 BSI juga meluncurkan 4 mobil musala yang akan digunakan mendukung event-event daerah dan nasional. Serta memfasilitasi masyarakat luas untuk kebutuhan tempat ibadah.
Hery memaparkan, ada tiga pilar utama yang dipegang BSI dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip ESG dalam operasional perusahaan. Pertama, Sustainable Banking yang terdiri dari inisiatif peningkatan tata kelola, pengembangan produk keuangan, dan peningkatan penyaluran pembiayaan berkelanjutan.
Kedua, Sustainable Operation yang meliputi inisiatif pencapaian target NZE, transformasi digital, dan perlindungan data pribadi.
Ketiga, Sustainable Beyond Banking yang mencakup inisiatif perluasan akses layanan keuangan bagi masyarakat serta optimalisasi distribusi zakat, infaq sedekah dan wakaf (ZISWAF) untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.