Sektor Prioritas Halal RI Diprediksi Tumbuh 5,3% di 2023
Pembiayaan bank syariah ditargetkan tumbuh 16%.
Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) memprakirakan sektor prioritas Halal Value Chain (HVC) di Indonesia akan tumbuh sebesar 4,5 persen hingga 5,3 persen pada 2023. Tercatat, sejumlah sektor prioritas halal RI terdiri dari sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim.
Demikianlah yang mengemuka dalam pembukaan Sharia Economic dan Financial Outlook (ShEFO) 2023 yang diselenggarakan secara hibrid di Jakarta dengan tema “Penguatan Sinergi dan Inovasi untuk Mewujudkan Indonesia sebagai Pusat Eksyar (Produsen Halal) Dunia" (6/2).
"Di tengah berbagai tekanan global dan dampak rambatannya ke domestik, ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) terus tumbuh meningkat mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Deputi Gubernur BI, Juda Agung, melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Selasa (7/2).
Pembiayaan bank syariah ditargetkan tumbuh 16%
Juda juga menyebut, bank sentral menargetkan pertumbuhan pembiayaan di perbankan syariah sebesar 14 persen hingga 16 persen di 2023.
Juda mengatakan, bank sentral juga memiliki lima strategi penguatan untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan. Pertama, melalui pengembangan halal value chain melalui penguatan kapasitas pelaku dan model bisnis syariah, termasuk akselerasi proses sertifikasi halal.
"Kedua, perlunya pengembangan inovasi kebijakan dan instrumen pasar keuangan sebagai alternatif skema pembiayaan serta pendanaan syariah, termasuk pengembangan blended finance seperti integrasi keuangan komersial dan sosial syariah," kata Juda.
BI terus kuatkan digitalisasi ekonomi syariah
Juda kembali menambahkan, pada strategi ketiga, bank sentral juga akan melakukan penguatan halal lifestyle, melalui dukungan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) sebagai strategic initiator serta mendorong Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) menjadi modest fashion rujukan dunia.
Tak berhenti di situ, BI juga terus mengakselerasi digitalisasi eksyar diantaranya halal traceability dengan menggunakan teknologi blockchain dari hulu ke hilir dan akselerasi digitalisasi ZISWAF untuk meningkatkan transparansi dan inklusifitas. Terakhir kata Juda, ialah menguatkan atta'awun atau sinergi dan kolaborasi sebagai kunci keberhasilan pengembangan eksyar ke depan.